Rabu, 27 Desember 2017
PEGAWAI KERAJAAN YANG BIJAKSANA
Sabtu, 16 Desember 2017
DOA DIBACA SAAT FORUM FINALISASI RENCANA KEGIATAN DAK FISIK AFIRMASI TRANSMIGRASI PERDESAAN TAHUN 2020
Rabu, 15 November 2017
Aku Alumni UIN SUKA Jojga, Aku Lebih Dari Sekedar Liberal; Adalah Kafir.
Rabu, 08 November 2017
NENEK PEMUNGUT DAUN
Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.
Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu. "Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."
Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw?
JASA DAN KETULUSAN SEORANG IBU
~Interview dengan Direktur~
Direktur :"setelah saya lihat,kamu anak yang pintar"
Pemuda :"Terimakasih pak"
Direktur :"siapa yang membiayai mu sekolah?"
Pemuda :"Ibu saya,karna ayah saya sudah meninggal"
Direktur :"Dimana Ibumu bekerja?"
Pemuda :"Ibu saya bekerja sebagai tukang cuci"
Direktur :"Coba saya lihat tanganmu!"
Pemuda :"ini pak"(menunjukan tangannya yg lembut dan halus)
Direktur :"Apa kamu pernah membantu ibumu?"
Pemuda :"tidak,Ibu hanya ingin saya belajar dan membaca banyak buku"
Direktur :"saya memiliki permintaan.Ketika kamu pulang,kamu cuci tangan Ibumu,kemudian temui saya esok hari"
Si pemuda itu pulang,ketika di rumah dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan Ibunya.Berlahan air matanya tumpah,dia merasakan tangan ibunya yang kasar,berkerut,dan banyak luka.
Si pemuda sadar Luka di tangan ibunya merupakan harga yng harus dibayar ibunya untuk pendidikannya. Kemudian dia mencuci baju seperti yg dilakukan ibunya. Dia merasakan betapa susahnya pekerjaan yg dilakukan ibunya seorang diri,tanpa mau di bantu oleh dirinya.
~Ke esokan Hari~
Direktur :"Bagaimana?Apa sudah kamu penuhi permintaanku?"
Pemuda :"Sudah pak"
Direktur :"Coba ceritakan?"
Pemuda :"saya membersihkan tangan ibu saya,saya juga mencuci baju.Akhirnya saya mengerti pengorbanan ibu saya. tanpa ibu,saya tidak akan menjadi seperti ini.
Direktur :"Inilah yang saya cari dalam diri Manajer.Seseorang yang mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu,dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidup. Selamat kamu di terima"
Pemuda :"terima kasih pak"
Subhanallah,begitu besar perjuangan seorang ibu,dia mau melakukan apapun demi kebahagiaan anaknya.
Cerita ini disadur dari sebuah postingan Facebook.
Senin, 23 Oktober 2017
BELAJAR MEMAHAMI PADA SECANGKIR KOPI
Selasa, 10 Oktober 2017
MASIJID DIRAR
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).”
“Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah: 107-108)
SANTRI DAN AQUARIUM
Minggu, 01 Oktober 2017
RAHASIA JIMA' ATAU SEKS
Muhammad bin zakaria berkata: siapa meninggalkan jima' dalam waktu yang lama, otot-ototnya akan menjadi lemah, peredaran darahnya terhambat dan anunya (ATM=alat tusuk manual) menjadi susut (mengkered 😂😂).
Kemudian ia juga berkata: " Aku pernah melihat sekelompok orang meninggalkan berhubungan dengan alasan menghindari nafsu duniawi. Tidak lama kemudian ia merasakan demam, sulit bergerak, dilanda perasaan sedih dengan tanpa tahu penyebabnya, birahinya menjadi lemah dan pencernaannya tidak bisa berfungsi normal.
Menikah dan gauli, maka kalian akan sehat.
RAHASIA JIMA'
Al-Imam Ibnu 'Uqail Al-Hanbali berkata: "Ketika aku terkunci pada suatu permasalahan (ilmu), maka aku panggil istriku untuk berhubungan. Ketika aku selesai, maka aku ambil kertas dan ku tuangkan ilmu ke atasnya (mulai mengarang kitab)". Jima' dapat membersihkan pikiran dan menguatkan kepahaman.
Al-Imam Al-Junaid Al-Baghdadi berkata : "Aku butuh bersetubuh sebagaimana aku butuh makanan (untuk asupan badan), maka seorang istri tak ubahnya asupan badan dan menjadi sebab bersihnya hati". Oleh karena itu Rosulullah memerintahkan kepada setiap lelaki yg melihat perempuan yg membuat hati tertarik padanya, maka hendaknya menggauli istrinya.
Para Pakar Fiqih berkata: "Wajib bagi lelaki untuk memuaskan istrinya dlm hubungan biologis, sebagaimana mengenyangkannya dengan makanan".
Refrensi:
Selasa, 19 September 2017
HANDUK BASAH DI ATAS KASUR
Rabu, 13 September 2017
SEORANG DAN PELUKIS BIJAK
Suatu hari sang raja mengundang beberapa pelukis terkenal untuk membuatkan lukisan wajahnya dalam sebuah sayembara. Mereka akan mendapat hadiah jika lukisan yang dihasilka bagus, dan akan dimasukkan penjara jika dinilai gagal. Tak ayal banyak para pelukis yang mundur, hanya ada 3 orang tersisa yang menyanggupinya.
Majulah pelukis pertama, dengan sigap ia melukis wajah sang raja. Tak lama lukisan pun berhasil diselesaikan.
“Lukisan macam apa ini..!!” tegas sang raja, “bagaimana bisa melukiskan wajah rajamu dengan mata ciri begitu..!!
Rupanya sang pelukis dinyatakan gagal, karena melukis wajah raja apa adanya sehingga dianggap melakukan sikap tidak pantas terhadap raja. Maka dimasukkanlah ia jalam jeruji penjara.
Kemudian tiba giliran pelukis kedua. Dengan sedikit rasa tegang ia melukis wajah sang raja, dan tak lama akhirnya lukisan pun berhasil diselesaikan.
“Beraninya kau..!! pekik sang raja, “apa maksud melukis wajahku dengan keadaan mata sempurna..!?” tegasnya.
Pelukis kedua dianggap telah berlaku tidak jujur yang dengan berani memanipulasi wajah sang raja seolah sempurna tanpa cacat mata. Maka kurungan penjara yang lebih berat ditimpakan bagi pelukis kedua.
Tibalah giliran pelukis ketiga. Dengan tenang ia melukis wajah sang raja. Setelah selesai, lukisan itu pun dihadapkan sang raja.
“Ini adalah lukisan terbaik yang pernah ada.” puji sang raja kepada pelukis ketiga. “Kau berhak memperoleh hadiah besar dari raja!!” pungkasnya.
Sang pelukis ketiga berhasil melukis wajah sang raja, dan ia pun memperoleh hadiah yang besar. Rupanya sang pelukis dengan begitu brilian melukiskan wajah sang raja yang dengan gagah seolah sedang memincingkan mata sebelahnya saat memanah.
Begitulah akhlak dan kebijaksanaan.
Ketika jujur tidak cukup dan berbohong itu buruk, maka akhlak dan kebijaksanaan dibutuhkan. Begitupun dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Tulisan ini diambil dari situs Islam.co
Sabtu, 12 Agustus 2017
HUKUM MENCIUM TANGAN ORANG 'ALIM
Dalam sebuah hadits dijelaskan :
"Dari Zari’ ketika beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata, Ketika sampai di Madinah kami bersegera turun dari kendaraan kita, lalu kami mengecup tangan & kaki Nabi Saw. (H.R. Abu Dawud).
"Dari Ibnu Jad’an ia berkata kpd Anas bin Malik, apakah engkau pernah memegang Nabi dengan tanganmu ini ?. Sahabat Anas berkata : ya, lalu Ibnu Jad’an mencium tangan Anas tersebut.
(H.R. Bukhari dan Ahmad)
"Dari Jabir r.a. sesungguhnya Umar mencium tangan Nabi. (H.R. Ibnu al-Muqorri).
"Dari Abi Malik al-Asyja’i berkata : saya berkata kpd Ibnu Abi Aufa r.a. “ulurkan tanganmu yg pernah engkau membai’at Rosul dengannya, maka ia mengulurkannya & aku kemudian menciumnya.(H.R. Ibnu al-Muqarri).
"Dari Shuhaib ia berkata : saya melihat sahabat Ali mencium tangan sahabat Abbas dan kakinya. (H.R. Bukhori)
Atas dasar hadits-hadits tersebut di atas para ulama menetapkan hukum sunah mencium tangan, ulama, guru, orang sholeh serta orang2 yg kita hormati karena agamanya.
Berikut ini adalah pendapat ulama :
1. Ibnu Hajar al-Asqolani
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani telah menyitir pendapat Imam Nawawi sebagai berikut :
"Imam Nawawi berkata : mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yg tidak dimakruhkan, bahkan hal yg demikian itu disunahkan.
Pendapat ini juga didukung oleh Imam al-Bajuri dalam kitab “Hasyiah”,juz,2,halaman.116.
2. Imam al-Zaila’i, Beliau berkata :
"(dibolehkan) mencium tangan seorang ulama & orang yg wira’i karena mengharap barokahnya.
"Wallohu A'lam Bish Showab"
HUKUM TAKBIR BERJAMA’AH
Akan tetapi ada sekelompok kecil dari orang yang hidup di akhir zaman ini begitu berani mencaci dan membid’ahkan takbir bersama-sama. Dan sungguh pembid’ahan ini tidak pernah keluar dari mulut para salaf (ulama terdahulu).
Mari kita cermati riwayat-riwayat berikut ini yang menjadi sandaran para ulama dalam mengajak bertakbir secara kompak dan bersama-sama.
A. Berdasarkan Hadits dalam Shohih Imam Bukhori No 971 yang diriwayatkan oleh Ummi Athiyah, beliau berkata :
Artinya : “Kami diperintahkan untuk keluar pada hari raya sehingga para wanita-wanita yang masih gadispun diperintah keluar dari rumahnya, begitu juga wanita-wanita yang sedang haid dan mereka berjalan dibelakang para manusia (kaum pria) kemudian para wanita tersebut mengumandangkan takbir bersama takbirnya manusia (kaum pria)dan berdoa dengan doanya para manusia serta mereka semua mengharap keberkahan dan kesucian hari raya tersebut”.
Di sebutkan dalam hadits tersebut
Ibnu Hajar Al Asqolani (pensyarah besar kitab shohih buhkori) mengomentari kalimat :
Bergoncang dan bergerak, bergetar yaitu menunjukan kuatnya suara yang bersama-sama .
Artinya : “Aku senang(maksudnya adalah sunnah) orang-orang pada bertakbir secara bersama dan sendiri-sendiri, baik di masjid, pasar, rumah, saat bepergian atau rmukim dan setiap keadaan dan di manapun mereka berada agar mereka menampakkan(syi’ar) takbir”.
1. Pernah terjadi takbir barsama-sama pada zaman Rasulullah dan para sahabat
2. Anjuran dari Imam Syafi’i ra mewakili ulama salaf .
3. Tidak pernah ada larangan takbir bersam-sama dan juga tidak ada perintah takbir harus sendiri-sendiri.Yang ada adalah anjuran takbir dan dzikir secara mutlaq baik secara sendirian atau berjamaah.
4. Adanya pembid’ahan dan larangan takbir bersama-sama hanya terjadi pada orang-orang akhir zaman yang sangat bertentangan dengan salaf.
Hukum menghidupkan malam hari raya dengan amal ibadah. Sudah disepakati oleh para ulama 4 madzhab bahwa disunnahkan untuk kita menghidupkan malam hari raya dengan memperbanyak ibadah. Imam nawawi dalam kitab majmu’ berkata sudah disepakati oleh ulama bahwa dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan ibadah dan pendapat seperti ini juga yang ada dalam semua kitab fiqh 4 madzhab. Artinya kita dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan sholat, berdzikir, dan membaca Al-Quran khususnya bertakbir. Karena malam hari raya adalah malam bergembira, banyak sekali hamba-hamba yang lalai pada saat itu maka sungguh sangat mulia yang bisa mengingat Allah di saat hamba-hamba pada lalai.
3. Yang dilakukan Santri dan Jama’ah Al Bahjah
1. Takbir keliling dalam upaya membesarkan syi’ar takbir.
2. Kunjung dari masjid ke masjid untuk melakukan sholat sunnah.
3. Menyimak tausyiah di beberapa masjid yang dikunjungi.
Yang semua itu dalam upaya menjalankan sunnah yang dijelaskan oleh para ‘ulama tersebut di atas.
Wallahu a’lam Bishshowaab.
Sabtu, 29 Juli 2017
DOA APEL PAGI
1. YA
ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG, JADIKANLAH APEL PAGI INI, UNTUK LEBIH
MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA KAMI, MENINGKATKAN DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB SERTA
PENGABDIAN KAMI, KEPADA NEGARA DAN BANGSA KHUSUS KEMENTERIAN DESA, PDT DAN
TRANSMIGRASI.
2. YA
ALLAH YANG MAHA PEMBIMBING,
JADIKANLAH HARI INI, LEBIH BAIK DARI HARI
KEMARIN, DAN HARI ESOK MENJADI LEBIH BAIK DARI HARI INI. BIMBINGLAH KAMI UNTUK
SELALU BERSYUKUR ATAS KARUNIA “MU”, TABAH DAN SABAR DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
TUGAS.
3. TUNJUKKANLAH
KEPADA KAMI YANG BENAR ITU BENAR, AGAR KAMI DAPAT MELAKSANAKANNYA,
PERLIHATKANLAH KEPADA KAMI YANG SALAH ITU SALAH, AGAR KAMI DAPAT MENGHINDARINYA.
4. YA ALLAH
KABULKANLAH DO’A KAMI, “AAMIIN”
Kamis, 20 Juli 2017
HADITS TENTANG SYAFA’AT
HADITS TENTANG SYAFA’AT
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« إِذَا كَانَ يَوْمُ
الْقِيَامَةِ شُفِّعْتُ ، فَقُلْتُ يَا رَبِّ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ
خَرْدَلَةٌ . فَيَدْخُلُونَ ، ثُمَّ أَقُولُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ
أَدْنَى شَىْءٍ » . فَقَالَ أَنَسٌ كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَى أَصَابِعِ رَسُولِ اللَّهِ
– صلى الله عليه وسلم –
“Pada hari kiamat, aku diberi syafa’at. Aku berkata,
“Wahai Rabbku, masukkanlah dalam surga orang yang masih punya iman sebesar biji
sawi.” Mereka memasukinya. Aku pun berkata, “Masukkanlah dalam surga orang yang
masih punya iman walau rendah.” Anas berkata, “Seakan-akan aku melihat
(isyarat) pada jari-jemari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR.
Bukhari no. 7509)
Dalam riwayat lain disebutkan,
ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ
فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ ، ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ
رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ ، وَسَلْ تُعْطَهْ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ . فَأَقُولُ يَا
رَبِّ ائْذَنْ لِى فِيمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . فَيَقُولُ وَعِزَّتِى
وَجَلاَلِى وَكِبْرِيَائِى وَعَظَمَتِى لأُخْرِجَنَّ مِنْهَا مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ
“Kemudian aku kembali untuk keempat kalinya. Aku
memuji-Nya dengan pujian tadi. Aku pun sujud di hadapan-Nya. Disebutkan, “Wahai
Muhammad. Angkatlah kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan
diberi. Berilah syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.” Aku pun berkata,
“Wahai Rabbku, izinkanlah aku memberikan syafa’at pada orang yang mengucapkan
‘laa ilaha illallah’.” Allah berfirman, “Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku,
sungguh aku akan keluarkan dari neraka orang yang mengucapkan laa ilaha illallah.”
(HR. Bukhari no. 7510).
Diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
شَفَاعَتِى لأَهْلِ
الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِى
“Syafaatku untuk umatku yang ahli dosa besar”. (HR.
Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Ahmad, Imam Hakim, dll.)
Rasulullah SAW bersabda:
لِكُلِّ نَبِىٍّ
دَعْـوَةٌ مُسْـتَجَابَةٌ فَتَعَجَّـلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَـهُ وَإِنِّى اخْتَبَأْتُ
دَعْـوَتِى شَــفَاعَةً لأُمَّـتِى يَوْمَ الْقِيَـامَـةِ فَهِىَ نَائـِلَةٌ إِنْ شَـاءَ
اللَّهُ مَنْ مَـاتَ مِنْ أُمَّـتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
“Setiap Nabi mempunyai doa yang mustajabah, maka
setiap Nabi doanya dikabulkan segera, sedangkan saya menyimpan doaku untuk
memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat. Syafaat itu insya Allah
diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu
apapun”. (HR. Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)
Rasulullah SAW bersabda:
أَتَانِى آتٍ مِنْ
عِنْدِ رَبِّى فَخَيَّرَنِى بَيْنَ أَنْ يُدْخِلَ نِصْفَ أُمَّتِى الْجَنَّةَ وَبَيْنَ
الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ وَهِىَ لِمَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ
شَيْئًا
“Telah datang kepadaku malaikat dari sisi Tuhanku Azza
wa Jalla, lalu memberikan pilihan kepadaku: antara separuh umatku akan
dimasukkan surga atau syafaat. Maka saya memilih syafaat, dan syafaat ini untuk
orang yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”. (HR. Imam
Tirmidzi, Imam Ahmad dan Imam Ibnu Hibban)
Rasulullah SAW bersabda:
خُيِّرْتُ بَيْنَ
الشَّفَاعَةِ وَبَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِى الْجَنَّةَ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ
لأَنَّهَا أَعَمُّ وَأَكْفَى أَتُرَوْنَهَا لِلْمُؤْمِنِيْنَ الْمُتَّقِينَ؟ لاَ, وَلَكِنَّهَا
لِلْمُذْنِبِينَ الْخَطَّائِينَ الْمُتَلَوِّثِينَ
“Saya diberi pilihan antara syafaat dan separuh umatku
akan dimasukkan surga. Maka saya memilih syafaat, karena syafaat itu lebih umum
dan lebih banyak. Apakah kamu sekalian melihat bahwa, syafaat itu untuk
orang-orang mukmin yang bertaqwa ?. Tidak, akan tetapi syafaat itu untuk
orang-orang yang berdosa, penuh kesalahan, dan banyak kotoran”. (HR. Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Imron bin Hushain ra., Nabi SAW
bersabda:
يَخْرُجُ قَوْمٌ
مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّة
“Ada satu kaum akan keluar dari neraka lantaran
syafaat Muhammad, lalu mereka masuk surga”.
Diriwayatkan dari Anas ra. berkata, “Rasulullah SAW
bersabda:
أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ
يَشْفَعُ فِى الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا
“Saya adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat di surga, dan saya adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya”. (HR. Imam Muslim).
Diriwayatkan dari Jabir ra. berkata :
هَلْ سَمِعْتَ بِمَقَامِ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَإِنَّهُ مَقَامُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَحْمُودُ الَّذِي يُخْرِجُ اللهُ بِهِ مَنْ يُخْرِجُ
مِنَ النَّار
”Apakah kamu pernah mendengar tentang kedudukan Nabi
Muhammad SAW? Sesungguhnya kedudukan Nabi Muhammad SAW yang terpuji akan
mengeluarkan siapa saja yang akan dikeluarkan dari neraka lantaran syafaat
beliau SAW” (
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ
، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ قَالَ رَسولُ اللَّهِ
–صلى الله عليه وسلم – : لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لاَ يَسْأَلَنِى
عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ ، لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى
الْحَدِيثِ ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِه
”Saya katakan, ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
paling berbahagia dengan syafaatmu di hari kiamat ?”. Beliau SAW bersabda :
”Sungguh saya telah mengira, wahai Abu Hurairah, hendaklah jangan ada seseorang
yang lebih dahulu dari kamu menanyakan tentang hadis ini, karena saya memang
melihat keinginanmu yang keras untuk mendengarkan hadis. Orang yang paling
bahagia dengan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan, “LAA
ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH” dengan tulus dari hatinya atau jiwanya”. (HR. Imam Bukhari dan Imam Ahmad).
Diriwayatkan dari Ummu Habibah ra. berkata : “
Rasulullah SAW bersabda :
أُرِيْتُ مَا تَلَقَّى
أُمَّتِيْ بَعْدِيْ وَسَـفَكَ بَعْضُهُمْ دِمَاءَ بَعْضٍ فَأَحْزَنَنِيْ وَسَـبَقَ
لَهُمْ مِنَ اللهِ مَا سَــبَق لِلْأُمَـمِ قَـبْلَـهُمْ. فَسَــأَلْتُ اللهَ أَنْ
يُؤْتِيَـنِي فِيْهِمْ شَــفَاعَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَفَعَـلَ
“Diperlihatkan kepadaku apa yang akan diperoleh umatku
sesudahku. Sebagian mereka akan menumpahkan darah sebagian yang lain, sehingga
menyedihkan hatiku, dan mereka memang telah ditakdirkan oleh Allah sebagaimana
telah mentakdirkan umat-umat sebelum mereka. Maka saya memohon kepada Allah
agar memberikan padaku syafaat untuk mereka di hari kiamat, maka Allah
melakukannya. (HR. Imam
Ahmad, Imam Thabrani, Imam Ibnu Huzaimah, dan Imam Ibnu Abi Ashim)