السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Rabu, 18 Maret 2020

PENGABDIAN SEPENUH HATI DI TENGAH WABAH COVID-19 OLEH SRIKANDI NEGERI


Oleh: Erlin Nawang Kusumaratih
Sarjana Terapan Kebidanan Semester VI
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Tidak ada yang pernah menyangka di akhir tahun 2019 Maret 2020 ini masyarakat dunia dikejutkan dengan merebaknya serangan virus corona jenis baru, yaitu Coronavirus Disease 2019 atau disingkat COVID-19. Virus ini disuga sumber penyebarannya berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Hingga tanggal 17 Maret 2020 situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan bahwa secara global sudah tercatat 151 negara terjangkit COVID-19, 167.511 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia.  Pada konferensi pers COVID-19 di Indonesia, dr . Achmad Yurianto selaku Juru Bicara COVID-19 / Dirjen P2P Kemenkes RI memberikan informasi bahwa pada tanggal 18 Maret 2020, Indonesia telah bertambah 55 kasus positif COVID-19 sehingga total pasien positif COVID-19 menjadi 227 kasus.

Sejak merebaknya COVID-19 berbagai sektor di dunia mulai melemah bahkan sudah ada yang mengalami penurunan drastis, kolaps, bahkan terpaksa gulung tikar. Wabah ini begitu memengaruhi keseluruhan sendi-sendi kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Kepanikan, rasa cemas, dan takut kini melipat ganda tak terkira. Apalagi banyak kasus positif COVID-19 yang berujung kematian. Tentu saja hal ini merupakan hal yang sangat tidak diinginkan. Beberapa hal tersebut juga sudah terjadi di negara kita, Indonesia. Februari-Maret 2020 merupakan fase cukup mengkhawatirkan karena corona jenis baru tersebut sudah suskes masuk dan menyebar di Indonesia.
Bagi Indonesia, peperangan dimulai. Keputusan Pemerintah Pusat untuk kegiatan pendidikan, pekerjaan, ibadah dilakukan di rumah. Kawasan wisata, kebun raya, perbelanjaan, dan hiburan diputuskan untuk tutup sementara mengingat tempat-tempat tersebut merupakan daya tarik bagi orang banyak yang dapat menyebabkan berkumpulnya manusia dalam jumlah banyak. Selain itu, hampir seluruh kegiatan yang dihadiri banyak orang terpaksa digagalkan seperti seminar, workshop, pelatihan, konferensi, rapat kerja nasional, musyawarah nasional, muktamar, bahkan beberapa film yang direncanakan tayang pada bulan Maret 2020 terpaksa mengalah dengan merebaknya wabah yang tidak terduga ini. 

Hal sangat kecil dan tidak terlihat ini sudah berhasil menunjukkan pada kita semua bahwa ia telah mampu melumpuhkan keseluruhan akses kehidupan manusia. Industri perbankan menunjukan anjloknya neraca keuangan dan perdanganan nasional serta internasional. Banyak indeks saham mengalami penurunan signifikan yang tidak diharapkan.  Angka investasi melesu seperti tidak ada gairah sama sekali, aktifitas ekspor impor berada antara hidup dan mati, dan yang paling berat, sudah 19 nyawa di Indonesia melayang akibat kondisi ini.

Memang sangat menyeramkan, tidak pernah terbayangkan bahwa dunia akan ditegur Tuhan dengan wabah mengerikan. Tetapi, kita tidak boleh putus harapan dengan segala keadaan yang terjadi akhir-akhir ini. Kerjasama antar elemen, keseluruhan anggota masyarakat, pemerintah pusat-daerah hingga sel terkecil negara yaitu keluarga harus selalu di upayakan semaksimal mungkin. Garda terdepan yaitu pra tenaga kesehatan juga harus selalu mendapat dukungan lahir batin dari segenap warga Indonesia, bahkan dunia.
Salah satu tenaga kesehatan yang memiliki pengaruh besar adalah bidan. Bidan selalu berada di setiap siklus daur hidup perempuan, sedari masa pra konsepsi hingga lansia. Dalam proses pendampingan tersebut, bidan juga bersinggungan langsung dengan setiap anggota keluarga, baik itu dengan perempuan itu sendiri, suami, anak, dan anggota keluarga lain. Bidan memiliki peran besar dalam proses menjadikan keluarga menjadi keluarga yang sehat.

Upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan oleh bidan dalam merebaknya COVID-19 antara lain adalah dengan memberikan pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat kepada setiap anggota keluarga hingga masyarakat lainnya. Pendidikan yang dapat dilakukan adalah memberikan pendidikan mengenai 6 langkah cuci tangan, kapan sebaiknya cuci tangan dilakukan (seperti setelah bepergian, setelah BAB dan BAK, saat akan makan, setelah makan, dan lain-lain).

Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu pendidikan etika bersin dan batuk yaitu menutup hidung dan mulut dengan siku/tisu, apabila sakit menggunakan masker, memeriksakan diri di layanan kesehatan yang telah tersedia, mengikuti anjuran dokter dan tenaga medis lainnya. Bidan sebagai srikandi yang amat dekat dengan masyarakat juga dapat mengajak warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah di tempat yang semestinya, menyediakan jamban yang bersih pada tiap tempat tinggal, memberikan jarak sesuai standar antara tempat pembuangan dengan sumber air bersih.

Memang terdengar ‘sepertinya bidan yang mengurusi segalanya’, tetapi makna sebenarnya bukan begitu, bidan juga bekerjasama dengan tenaga medis dan instansi yang lain untuk bersama-sama memberdayakan masyarakat. Karena masyarakat merupakan komponen kompleks yang terdiri dari berbagai unsur, tentu saja banyak sektor yang diperlukan untuk saling mendukung. Dalam hal wabah ini, bidan juga dapat berupaya untuk bekerjasama dengan kader, informasi dari kader dapat digunakan untuk mencari informasi adakah keluarga yang anggotanya memerlukan pemeriksaan lanjut di fasilitas kesehatan yang memadai untuk menangani wabah COVID-19 ini.

Peran lain yang dapat dilakukan yaitu dengan terus berkomunikasi dengan berbagai pihak agar tidak salah komando, tidak salah sasaran dalam penanganan wabah ini. Bidan bisa menjadi informan bagi lembaga berwenang karena bidan juga memiliki data tiap keluarga pada tiap wilayah yang berada di sekitarnya. Dapat disimpulkan bahwa bidan juga memiliki peran penting dalam penanganan wabah ini. Tentu saja dengan bantuan berbagai pihak dan dengan komunikasi yang baik antar satu sama lain.

Sumber:         kemkes.go.id
Surat Edaran Menteri Kesehatan RI No HK.02.01/Menkes/199/2020

Tentang Komunikasi Penanganan Covid-19

Share:
TERIMA KASIH