Taqwa, arti dasarnya adalah takut.
Menurut ulama sederhanaya adalah melakukan apa-apa yang diperintahkan dan
menjauhi larangan-laranganNya. Sedangkan menurut al-Qur’an, taqwa adalah iman
kepada yang ghaib, melaksanakan shalat, menginfaqkan harta atau menunaikan
zakat, beriman kepada kitab-kitab Allah yang terdahulu hingga al-Qur’an, dan
beriman kepada hari akhirat. Allah berfirman:
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُون, وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا
أُنزلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
(yaitu) orang-orang yang beriman
kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman
kepada kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
(QS. Al-Baqarah: 2-4)
Adapun contoh yang paling akurat
dalam hal ini, adalah para Nabi dan para sahabat. Nabi Muhammad saw yang
jelas-jelas ma’sum, yakni terlepas dari segala dosa serta sudah pasti
dimasukkan kesurganya Allah. Namun, intensitas ibadah beliau tetap istiqamah. Bahkan
dalam sebuah riwayat dikatakan, pernah lama sujud dan ruku’nya Nabi saat shalat
malam, panjangnya sama ketika saat berdirinya. Padahal berdirinya, beliau
membaca surat al-baqarah, al-nisa’ dan al-anfal.
Begitu pun para sahabat, seperti Abu
Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali binAbi Thalib, Zubair, Thalhah
dan lain-lain. Mereka semua telah didoakan oleh Rasulullah agar dimasukkan ke surga.
Artinya, mereka juga telah mendapat jaminan surga. Namun, mereka dikenal hingga
sekarang dengan ibadah-ibadah dan ketaatannya yang kuat.
Oleh karenanya, kedudukan taqwa
lebih tinggi dari pada konsepsi ketakutan kepada Allah yang lain, seperti khauf,
khasyyah dan termasuk kegiatan
ibadah-ibadah yang lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Maidah ayat
102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian
mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Al-Maidah: 102)
Ayat ini menekankan umat Islam agar
senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan hakNya taqwa. Padahal Imam pengarang
kitab Nashaih al-Diniyah mengungkapkan; bahwa hak Allah sangat luas memenuhi
segala apa yang ada dilangit maupun yang di bumi. Umur-umur manusia seandainya
seluruhnya dihabiskan dengan maksud memenuhi hak Allah. Maka segala upaya
tersebut sama sekali tidak akan memenuhinya, saking besar dan luasnya hak
Allah.
Himbauan untuk bertaqwa dalam
al-Qur’an jumlahnya sangat banyak sekali, lebih dari pada ayat-ayat tentang
khauf dan khasyyah (lihat di mu’jam al-Mufarras). Dari perbedaan jumlah ini,
juga menunjukkan bahwa taqwa itu lebih utama dari keduanya. Taqwa sangat
penting karena ia adalah pakaian yang lebih baik. frimaNya:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزلْنَا
عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu
adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat. (QS. al-A’raf: 26)
Taqwa juga adalah bekal terbaik, firmanNya:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ
الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.
(QS. al-Baqarah: 197)
Bahwa sifat pemaaf adalah
mendekatkan pada ketaqwaan, firmanNya:
وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
وَلا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan pemaafan kalian itu lebih dekat kepada
takwa. Dan janganlah kalian melupakan keutamaan di antara kalian. Sesungguhnya
Allah Maha Melihat segala apa yang kalian kerjakan. (QS. al-Baqarah: 237)
Bahwa keadilan lebih dekat
kepada taqwa, firmanNya:
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ
قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian
terhadap sesuatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. (QS.
al-Maidah: 8)
Bahwa hamba yang mulia disisi Allah adalah
mereka yang taqwa, firmanNya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS. al-Hujarat: 13)
Bahwa Allah mencintai orang-orang yang
bertaqwa, firmanNya:
بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ
وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِين
Sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
bertakwa. (QS. Ali Imran: 76)
Bahwa ketaqwaan akan menghapus kesalahan,
firmanNya:
ذَلِكَ أَمْرُ اللَّهِ أَنزلَهُ
إِلَيْكُمْ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ
أَجْرًا
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya
kepada kamu; dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.
(QS. al-Thalaq: 5)
Bahwa ketaqwaan dapat memberi jalan keluar
atau solusi dan rizki yang tak terduga, firmanNya:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ
لَهُ مَخْرَجًا, وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. al-Thalaq: 2)
Bahwa Allah adalah pelindung atau wali bagi
orang-orang yang bertaqwa, firmanNya:
وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ
Dan Allah adalah pelindung orang-orang yang
bertakwa. (QS. al-Jatsiyah: 19)
[(Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang setema
dengan ayat-ayat di atas, hanya saja agar tidak terlalu banyak, maka penulis
tidak cantumkan semua)]
Sementara itu, al-Qur’an hanya menyandingkan taqwa
dengan khasyyah saja, tidak dengan khauf juga. Begitu al-Qur’an
menjelaskan bahwa orang yang taqwa dialah yang khasyyah kepada Allah.
firmanNya:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan
rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah
orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS. al-Nur: 52)
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
وَذِكْرًا لِلْمُتَّقِينَ
, الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ
مِنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ
Serta
pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
takut akan (azab) Tuhan mereka, sedangkan mereka tidak melihat-Nya, dan
mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat. (Al-Anbiya: 48-49).
Kemudian
yang paling penting, bahwa balasan atau tempat-tempat di akhirat bagi
orang-orang yang bertaqwa sangat banyak dan mulia, di antara salah satunya
termaktub dalam firmanNya berikut ini:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu
berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air
(yang mengalir). (QS. al-Hijr: 45)
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلَالٍ
وَعُيُونٍ ,وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada
dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata air-mata air. Dan (mendapat)
buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Dikatakan kepada mereka), (QS.
al-Mursalat: 41-42)
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ
رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa
(disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. (QS.
al-Qalam: 34)
[(Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang tidak bisa
disebutkan di sini agar tidak terlalu memenuhi halaman ini)]
Maka dari itu, kejarlah keagungan taqwa tersebut,
lakukanlah kiat-kiatnya. Tentu memang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil.
Tidak ada yang mustahil didunia ini, itulah janji Allah. Allahu akbar walillah
al-hamd.
Wallahu a’lam bi al-shawaab.
0 comments:
Posting Komentar