Ustadz tengku Zulkarnaen dalam
sebuah ceramahnya mengatakan bahwa Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallah
tidak pernah memadu (poligami) istri pertamanya. Sitti Khadijah yang merupakan
istri pertama Nabi Muhammad tidak pernah dimadu hingga menginjak usia
perkawinanya yang ke 25 tahun. Baru setelah Khadijah wafat diusia 65 tahun,
Nabi melakukan poligami.
“Nabi tidak pernah memadu istri
pertama. Sampai umur 65 pun sitti Khadijah tidak pernah dimadu sama Nabi. Nabi umur
50, sitti Khadijah umur 65 tidak pernah dimadu sampai wafat. Baru sesudah istri
pertama wafat,baru Nabi kawin banyak.” Imbuhnya.
Dalam acara yang dihadiri oleh para
wali murid dan para ustadz-ustadzah itu, Ustadz tengku juga menyampaikan bahwa
sunnah Nabi yang itu yang coba beliau laksanakan. Sebagaimana diketahui ustadz
tengku memang belum pernah berpoligami.
“saya pingin melakukan sunnah Nabi
yang itu.” Kata beliau.
Selain mencontohkan kisah Nabi di
atas, beliu juga mingisahkan sitti Fatimah putri Nabi yang juga tidak pernah
dimadu oleh sahabat Ali bin Abi Thalib selagi masih hidup. Begitu pun sahabat
Utsman Bin Affan yang melakukan poligami setelah istri pertamanya wafat, Ummi
Kulsum.
“Fatiamah radiyallahu ‘anha tidak
pernah dimadu sampai wafat oleh sayyidina Ali. Begitu wafat fatiamah baru
sayyidan Ali kawin empat. Ruqayyah, Ummi Kulsum anak Nabi, wafat Ruqayyah, Ummi
Kulsum dikawini sayyidina Utsman. Baru wafat Ummi Kulsum, baru sayyidina Ustman
kawin empat. Saya tidak berani memadu karena yang pertama masih hidup.” Tambah ustadz tengku
dengan diikuti sorak tawa hadirin.
Begitulah hal inspiratif yang
disampaikan oleh ustadz Tangku Zulkarnaen. Meski hal itu, tidak berarti
mengandung larangan mempoligami istri pertama, namun perlu untuk diperhatikan
bersama. Biasanya, selain karena istri pertama secara senioritas ia lebih
impresif karena ia merasa lebih berhak atas suaminya, juga karena secara
psikologis ia akan lebih tertekan dan tidak siap jika harus berbagi suami
dengan yang lain.
Selain itu, jika dibawa ke dalam
konteks negri ini, di mana poligami lebih banyak dilakukan oleh orang-orang
yang berduit, tapi belum tentu siap secara batin. Juga kadang dilakukan tidak
karena tujuan mengayomi, meringankan beban dan sebagainya. Maka dari itu,
perkataan ustadz Tengku Zulkarnaen ini menjadi renungan bersama, syukur-syukur
didengar DPR-RI.
Wallahu a’lam bi al-shawaab…..
0 comments:
Posting Komentar