السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kamis, 26 Mei 2022

Evaluasi Perkembangan persiapan Panitia Nasional Penyelenggara GPDRR Tahun 2022 dan Monitoring Desa Wisata untuk Lokasi APO

GPDRR adalah forum multi-stakeholder, dimana pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan dari negara-negara anggota PBB berbagai pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam pengurangan risiko bencana. Platform ini berfungsi sebagai mekanisme kunci untuk meninjau kemajuan dalam implementasi Sendai Framewoork for Disater Risk Reduction dan mengindentifikasi cara untuk lebih mempercepat implementasi SFDRR. Sejak 2007, enam sesi Platform Global telah berlangsung. Indonesia menjadi tuan rumah sesi ketujuh Global Platform (GPDRR 2022) pada tanggal 23-28 Mei 2022 di Bali. Kegiatan ini diselenggarakan dan diketuai bersama oleh kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) dan Pemerintah Indonesia. Kegiatan ini dibuka pada tanggal 25 Mei 2022 oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari 182 negara.

Pada tanggal 24 Mei 2022 Tim Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemendesa PDTT melakukan koordinasi dengan Tim Substansi Panitia Nasional GPDRR dan pihak United Nations selaku penyelenggara utama kegiatan GPDRR 2022 di Lokasi Nusa Dua Bali Kabupaten Badung. Tim melakukan pengecekan terhadap persiapan bahan dan lokasi pelaksanaan Ministerial Roundtable yang akan dihadiri oleh Menteri Desa PDT sebagai Co Chair MRT 1 serta koordinasi meknaisme pelaksanaan meeting dengan Tim dari UN GPDRR. 

Pada tanggal 25 2022, Tim Kemendesa PDTT melakukan kunjungan ke kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Badung untuk berkoordinasi terkait salah satu desa wisata yang ada di wilayah Kabupaten Badung. Tim Kemendesa bertemu dengan Bapak Budiatmika bertugas di bidang yang menangani terkait Teknologi Tepat Guna perdesaan di Dinas PMD. Kabupaten Badung memiliki banyak potensi desa wisata yang sudah mendapat pengharagaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif salah satunya Desa Carang Sari. Desa Carangsari merupaksan salah satu dewa wisata di Kabuapaten Badung sesuai dengan SK penetapan dari Peraturan Bupati Badung No 47 Tahun 2010. Adapun desa Carangsari terkenal dengan desa sejarah dimana salah satu tokoh perjungan NKRI jaman penjajahan Belanda yaitu I Gusti Ngurah Rai dilahirkan di desa tersebut. Sejarah tempat kelahiran dan monumen dari tokoh tersebut menjadi salah satu daya tarik untuk tujuan wisata di desa Carangsari. Adapun menu wisata yang ditawarkan oleh Desa carang sari adalah  wisata sejarah dan budaya, wisata buatan, wisata edukasi dan industri kreatif dan homestaf. Desa Carang sari telah mendapat sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) sehingga mendapat penghargaan Juara 1 Anugrah Desa Wisata Tahun 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Setelah kunjungan ke Kabupaten Badung, Tim Biro Perencanaan dan Kerjasama melakukan pendampingan bagi Bapak Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendesa PDTT mewakili Menteri Desa PDTT menjadi Co-chair 1 bersama dengan Special Representative Secretary General (SRSG) PBB untuk isu DRR (UNDR), Ms. Mami Mizutori. Pada sesi Ministrial Rountable 1 : “Scaling-up Disaster Risk Reduction to Tackle the Climate Emergency” di GPDRR 2022 dengan keynote speech dari Ibu Amina J. Mohammed, Deputy Sekjen PBB. Sesi MRT 1 diikuti oleh 39 Negara yang diundang untuk menyampaikan suaranya pada forum. Pada sesi pembukaan Dirjen PDP menyampaikan  beberapa point langkah – langkah yang telah ditempuh Indonesia dalam peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan kesiapan masyarakat desa dalam perencanaan desa berbasis risiko bencana dan pengelolaan bencana, program “SDGs Desa” dan beberapa best practise dari Indonesia. 

Pada tanggal 26 Mei 2022, Tim Biro Perencanaan dan Kerjasama kemendesa PDTT mengikuti sesi Thematic Session 14; Financing Local Investment Through risk Informed and Bankable Strategies. Tim Kemendesa PDTT menjadi Delegasi Republik Indonesia untuk menyampaikan intervensi terkait tema yang ada. Pada kesempatan ini Bapak Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Pedesaan berperan sebagai pemimpin rombongan. Dalam kesempatan ini, tim menyampaikan intervensi kepada forum melalui media yang tersedia dengan menyampaikan pertanyaan antara lain terkait peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan.

Tim Biro Perencanaan dan Kerjasama Kemendesa PDTT bersama  Ibu Koordinator pengeloaan SDA, Lingkungan dan Kebencanaan Ditjen PDP serta K/L antara lain BRIN,BMKG, dan Kemenko PMK) ikut hadir mendampingi penyampai intervensi pada sesi Midterm 3 : Rethinking sustainable development; investing with strategic foresight to build resilience. Dalam kesempatan ini, tim kemendesa PDTT menyampaikan intervensi kepada forum dengan menyampaikan pernyataan melalui media yang tersedia antara lain terkait pentingnya keterlibatan generasi muda, anak, perempuan dan disabilitas dalam upaya pengurangan risiko bencana dan program program terkait perubahan iklim.

Saran Posisi Indonesia/key Messsage pada sesi ini antara lain:

1. Indonesia mendukung pengembangan dan peningkatan ekonomi lokal di Desa salah satunya melalui Dana desa yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi Desa dalam rangka mitigasi dan penanggulan bencana baik alam maupun non alam dan perubahan iklim.

2. Indonesia mendorong pengembangan dan peningkatan ekonomi lokal di desa dengan memberikan dukungan akses-akses sumber pendanaan maupun peningkatan kapasitas pelaku usaha ekonomi lokal di Desa pada Bumdes, Bumdesma, dan koperasi.

3. Indonesia mendorong pelaku usaha ekonomi lokal di Desa yang tangguh dan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan. Indonesia memiliki ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana antara lain lumbung pangan, patungan/arisan komunitas, kopersai, gotong royong sebagai kearifan lokal.

Kesimpulan

Kegiatan Gobal Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang digelar di Nusa Dua, Bali dan menghasilkan 7 rekomendasi agenda untuk resiliensi berkelanjutan antara lain :  

1. Transformasi mekanisme tata kelola pengurangan risiko bencana   diintegrasikan dengan upaya pencapaian agenda 2030. 

2. Perlunya perubahan sistemik untuk memastikan pembiayaan dan investasi dalam pengurangan risiko bencana. 

3. Menghormati kesepakatan Glasgow (COP26), dengan meningkatkan pembiayaan dan dukungan bagi adaptasi dan resiliensi. 

4. Menerapkan pendekatan partisipatif dan berbasis HAM dalam perencanaan pengurangan risiko bencana serta investasi terhadap generasi muda. 

5. Pengembangan sistem peringatan dini untuk memastikan setiap orang terlindungi dalam jangka waktu 5 tahun kedepan dari risiko multibahaya.

6. Pembelajaran transformatif dari pandemi COVID-19 untuk mendorong sistem manajemen risiko bencana yang adaptif dan responsif. 

7. Pelaporan yang komprehensif dan sistematis serta tinjauan mendalam terhadap target kerangka sendai dibutuhkan untuk mempercepat pencapaian target 2030.


Pelaksana: Theresia Junidar, Yoga Sidharta, Siti Zubaidah. 24-26 Mei 2022
Share:

1 komentar:

TERIMA KASIH