السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Rabu, 31 Januari 2018

Belajar Cara Menjawab Kiriman Salam Pada Malaikat Jibril

Adalah kebiasaan umat islam Indonesia, saat mendapat kiriman salam dari orang ketiga yang disampaikan oleh orang kedua padanya. Jawabannya bisa dipastikan selalu “Wa’alaikumsalam,” atau dengan kalimat yang lengkap “wa’alaikumsalam wa rahmatullah wa barokatuh.” Selain, mungkin karena mereka hanya mengenal atau mafhum pada kalimat tersebut saja, juga karena mereka kurang mempelajari kaidah-kaidah keberislaman mereka. Maka dari itu, marilah kita sama-sama menyimak cara menjawab kiriman salam dari orang lain untuk kita, menurut hadis Nabi berikut;

Berdasarkan hadits shahih dari Aisyah radiallahu anha dengan lafazh:

إن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  :  يا عايش هذا جبريل وهو يقرأ عليك السلام قالت فقلت وعليه السلام ورحمة الله وبركاته ترى ما لا أرى تريد بذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم

Dari ‘Aisyah radiallahu anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Ya Aisyah, ini Jibril mengucapkan salam kepadamu.” Aisyah berkata; Kemudian Aku berkata, “Wa’alaihis salam warahmatullah wabarakatuh” (Maktabah Albani v2.0, hadits no. 1036)

Hadis ini mengajarkan secara khusus, ketika kita mendapat kiriman salam dari orang ketiga melalui orang kedua terhadap kita. Maka, seyogyanya menggunakan jawaban dengan khitab yang sesuai. Dalam hadis tersebut, malaikat mengatakan dengan kalimat “’alaikissallam,” (عليك السلام) karena memang khitab yang dimaksud adalah perempuan, Sitti Aisyah. Kemudian dijawab oleh Sitti Aisyah dengan kalimat “wa’alaihissalam wa rahmatullah wa barokaatuh,” (وعليه السلام ورحمة الله وبركاته) sebab, yang dimaksud adalah malaikat yang notabenenya oleh nash selalu identikkan pada jenis laki-laki (bahwa ketika dhamir yang menunjuk pada malaikat, al-Qur’an maupun Hadis selalu menggunakan khitab atau dhamir untuk laki-laki), maka Sitti Aisyah menggunakan Dhamir bariz muttashil, yakni ha’ (ه) pada lafadz ‘alaihi. Artinya khitab dan dhamir, baik yang dari malaikat Jibril maupun yang dari Sitti Aisyah sama-sama ditujukan langsung pada orang ketiga (dari Sitti Aisyah pada Malaikat Jibril) atau pada orang pretama (dari Malaikat Jibril pada Sitti Aisyah). 

Malaikat Jibril tidak mengucapkan  dengan kalimat “assalamu’alaikum” dan Sitti Aisyah juga tidak menjawabnya dengan “wa’alaikumsalam warahmatullah wabarokaatuh.” Sebagai mana kalimat tersebut lumrah digunakan oleh umat Islam Indonesia, yang kebetulan sampai saat ini belum ada Ulama pun yang menyalahkannya. Meski tidak ditemukan hadis yang menyalahkannya, setidaknya penulis juga belum menemukan tuntunan hadis bahwa harus demikian.

Dengan demikian, maka sepantasnya jawaban salam harus disesuaikan dengan situasi khitab atau dhamirnya. Seandainya yang mengirim salam adalah tiga orang atau lebih perempuan/laki-laki, maka kalimat jawaban yang sesuai adalah “wa’alaihinnasalam warohmatullah/ wa‘alaihimussalam warohmatullah” وعليهن السلام ورحمة الله \وعليهم السلام ورحمة الله)). Seandainya yang mengirim salam adalah dua orang perempuan atau laki-laki, maka jawabannya “wa’alaihimassalam warohmatullah” (وعليهما السلام ورحمة الله). seandainya orang yang mengirim salam adalah satu orang perempuan atau laki-laki, maka jawabanya “wa’alaihassalam/alaihissalam warohmatullah” (وعليهاالسلام \وعليه السلام ورحمة الله), dan seterusnya.

Wallahu a’lam bi al-shawaab…..
Share:

0 comments:

Posting Komentar

TERIMA KASIH