Kamis, 08 November 2018
IBNU TAIMIYAH DAN TUDUHAN LIBERAL
Rabu, 07 November 2018
NABI SAJA ZIARAH KUBUR MASAK ENTE KAGAK, ENTE YAKIN?
DALIL AKULTURASI BUDAYA TAHLILAN SEBAGAI SUNNAH YANG DICONTOHKAN NABI
Contoh akulturasi yang lain adalah budaya berjabat tangan dalam Islam, yang merupakan kebiasaan orang Yaman, namun juga diadopsi oleh Nabi Muhammad SAW.[5] Artinya sampai di sini konsep akulturasi sendiri dicontohkan oleh Nabi SAW. meski tidak diperintahkan secara matan. Dengan kata lain, fungsi akulturasi ini juga dapat dicontoh dan dilaksanakan, dengan catatan unsur-unsurnya diganti dengan unsur-unsur islam tentunya.
“Biarkan jenggot kalian, potong kumis kalian, rubahlah uban kalian dan janganlah kalian menyamai dengan Yahudi dan Nashrani” (HR Ahmad No 8657 dan Baihaqi No 673 dari Abu Hurairah, sanadnya jayid)
HANYA BALA' DAN FITNAH YANG ABADI DI DUNIA INI
Dan yang paling penting untuk semua hal yang terkait bala', fitnah dan musibah. Bahwa semuanya merupakan kata lain dari kasih sayang Allah terhadap hambaNya. Sehingga kita jangan menganggapnya sebagai beban apalagi kutukan yang kemudian kita merasa takut dengannya. Nabi Sihallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
Rabu, 14 Maret 2018
TIGA AMAL YANG TIDAK DITIMBANG DI HARI KIAMAT
Tiga amal yang tidak akan ada timbangannya pada hari kiamat, karena keagungannya...
1- Memaafkan Kesalahan Orang: (amal istimewa yang) tidak terbatas pahalanya.
Allah berfirman:
[Surat Ash-Shura 40]
_Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim._
2- Sabar: (amal istimewa) yang juga tidak terbatas pahalanya.
Allah berfirman:
[Surat Az-Zumar 10]
_Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas._
3- Puasa: (juga amal istimewa) yang tidak terbatas pahalanya.
Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya:
Yang artinya: _semua amal anak Adam adalah diperuntukkan kepadanya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untukKu dan Aku sendiri yang akan membalasnya._ (Bukhori dan Muslim)
Pada hari kebangkitan ada Penyeru yang memanggil : Mana orang-orang yang pahalanya atas (tanggungan) Allah..?!_
Maka menghadaplah orang-orang yang sabar, orang-orang yang berpuasa dan orang-orang yang lapang hati suka memberi maaf kepada orang lain.
Selasa, 13 Februari 2018
NABI TIDAK PERNAH MEMADU (POLIGAMI) ISTRI PERTAMA
Senin, 12 Februari 2018
JOGJA DAN BERBAGAI INSIDEN INTOLERAN
Seperti peristiwa penolakan terhadap bakti sosial gereja santo Paulus, pringgolayan, banguntapan Yogyakarta, Pada 28 januari 2018 lalu, oleh pemuda setempat dan ormas Front Jihad Islam (FJI), Forum Umat Islam (FUI) dan Majelis Mujahidin Indonesia, dengan alasan ada tendensi kristenisasi.
Jumat, 09 Februari 2018
REALITAS LARANGAN DALAM ISLAM
Rabu, 07 Februari 2018
الطَّاعُونِ
Rasulullah SAW sebagaimana pada riwayat Imam Bukhari dan Imam Ahmad bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ ؟ فَأَخْبَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ رَجُلٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَيْتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ "
Artinya, “Dari Siti Aisyah RA, ia berkata, ‘Ia bertanya kepada Rasulullah SAW perihal tha‘un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, ‘Zaman dulu tha’un adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman. Tiada seseorang yang sedang tertimpa tha’un, kemudian menahan diri di rumahnya dengan bersabar serta mengharapkan ridha ilahi seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,’’” (HR Ahmad).
Rasulullah SAW mengingatkan untuk tidak memasuki daerah yang sedang terjangkit penyakit dan tidak keluar dari daerah yang sedang tertimpa wabah.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ
Artinya, “Dari Abdullah bin Amir bin Rabi‘ah, Umar bin Khattab RA menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’ Lalu Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh,” (HR Bukhari dan Muslim).
Rabu, 31 Januari 2018
Belajar Cara Menjawab Kiriman Salam Pada Malaikat Jibril
Selasa, 16 Januari 2018
أُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran: 191)
Senin, 15 Januari 2018
MEMBERI DAN MENJAWAB SALAM PADA MASA NABI
Selain itu, ada sebuah riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma Seraya berkata,
Hadist tersebut senanda dengan kalimat tahyat terakhir dalam shalat;
Begitulah seputar bagaimana dan dengan lafadz apa saja mereka para sahabat dan Rasulluh saw, senatiasa melafadzkan jawaban salam mereka terhadap orang lain. Adalah beragam dan tergantung mukhathab atau lawan bicaranya, apakah dia laki-laki atau permempuan, jamak (banyak) atau mufrad (sendirian).