السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kamis, 02 Februari 2017

Musyrik; adalah Kafir Quraisy/Non Muslim Menurut al-Qur'an dan Hadis

Untuk mempermudah memahami apa yang dimaksud syirik dalam terminologi Islam, berdasarkan  perspektif al-Qur’an dan al-Hadis maka perlu elaborasi secara terpisah antara apa itu istilah Syirik dan apa itu Musyrik?. Syirik, sederhananya, memiliki dua kata kunci umum yakni yang pertama “andada;” ialah membuat sesembahan selain Allah. Yang kedua “Syuraka’;”  ialah menjadikan sekutu selain Allah atau menyekutukan Allah. Adapun yang dimaksud Musyrik dalam perspektif al-Qur’an dan al-hadis adalah orang-orang kafir Quraisy, Nasrani dan Yahudi (Non Muslim). Berikut penulis ketengahkan al-Qur’an dan Hadisnya (tentang Musyrik):

AL-QUR’AN Berfirman:

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ

Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka. (al-Taubah: 17)

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ أُولَئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ

Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuz); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya, "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kalian sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab, "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami, " dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (al-A’raf: 37)

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
(al-Bayyinah: 1)

وَلا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلأمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Dan janganlah kalian nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (al-Baqarah: 221)

HADITS Bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِبَلَ بَدْرٍ فَلَمَّا كَانَ بِحَرَّةِ الْوَبَرَةِ أَدْرَكَهُ رَجُلٌ قَدْ كَانَ يُذْكَرُ مِنْهُ جُرْأَةٌ وَنَجْدَةٌ فَفَرِحَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ رَأَوْهُ فَلَمَّا أَدْرَكَهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِئْتُ لِأَتَّبِعَكَ وَأُصِيبَ مَعَكَ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ لَا قَالَ فَارْجِعْ فَلَنْ أَسْتَعِينَ بِمُشْرِكٍ قَالَتْ ثُمَّ مَضَى حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالشَّجَرَةِ أَدْرَكَهُ الرَّجُلُ فَقَالَ لَهُ كَمَا قَالَ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَالَ أَوَّلَ مَرَّةٍ قَالَ فَارْجِعْ فَلَنْ أَسْتَعِينَ بِمُشْرِكٍ قَالَ ثُمَّ رَجَعَ فَأَدْرَكَهُ بِالْبَيْدَاءِ فَقَالَ لَهُ كَمَا قَالَ أَوَّلَ مَرَّةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ نَعَمْ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْطَلِقْ

Dari Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, dia berkata, "Menjelang pertempuran Badar, Rasulullah SAW keluar dari rumah. Ketika tiba di daerah Harrah Al Wabarah (suatu daerah yang berjarak kurang lebih empat mil dari kota Madinah -penerj.) beliau bertemu dengan seorang lelaki yang kuat dan pemberani. Para sahabat merasa sangat gembira ketika melihat lelaki itu. Terlebih lagi ia menyatakan kepada Rasulullah, 'Ya Rasulullah, saya datang ke sini hanya bermaksud untuk bergabung dengan engkau dan saya pun rela menderita bersama engkau.' Lalu Rasulullah bertanya kepadanya, 'Apakah kamu sudah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? ' Lelaki tersebut menjawab, 'Belum ya Rasulullah.' Rasulullah berkata, "Kalau begitu, kembalilah ke rumahmu! karena aku tidak akan pernah meminta bantuan kepada orang musyrik'." Aisyah berkata, "Kemudian lelaki itu berlalu. Ketika kami sampai ke sebuah pohon, Rasulullah SAW bertemu lagi dengan lelaki itu. Lalu lelaki tersebut berkata bahwa ia ingin bergabung dan membantu pasukan kaum muslimin. Tetapi Rasulullah SAW tetap menanyakan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian lelaki itu menjawab bahwa ia belum beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah berkata, "Kembalilah ke rumahmu, karena aku tidak membutuhkan pertolongan orang musyrik' Ketika kami sampai di daerah Baida' kami bertemu lagi dengan lelaki itu. Ternyata ia tetap bersikeras untuk ikut bergabung bersama pasukan kaum muslimin. Rasulullah bertanya, "Apakah kamu telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.". Jawabnya, ' Ya, saya telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Rasulullah pun berkata kepadanya, 'Sekarang berangkat dan bergabunglah dengan mereka." {Muslim 5/201}

عَنْ صَفْوَانَ بْنِ مُحْرِزٍ أَنَّهُ حَدَّثَ أَنَّ جُنْدَبَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيَّ بَعَثَ إِلَى عَسْعَسِ بْنِ سَلَامَةَ زَمَنَ فِتْنَةِ ابْنِ الزُّبَيْرِ فَقَالَ اجْمَعْ لِي نَفَرًا مِنْ إِخْوَانِكَ حَتَّى أُحَدِّثَهُمْ فَبَعَثَ رَسُولًا إِلَيْهِمْ فَلَمَّا اجْتَمَعُوا جَاءَ جُنْدَبٌ وَعَلَيْهِ بُرْنُسٌ أَصْفَرُ فَقَالَ تَحَدَّثُوا بِمَا كُنْتُمْ تَحَدَّثُونَ بِهِ حَتَّى دَارَ الْحَدِيثُ فَلَمَّا دَارَ الْحَدِيثُ إِلَيْهِ حَسَرَ الْبُرْنُسَ عَنْ رَأْسِهِ فَقَالَ إِنِّي أَتَيْتُكُمْ وَلَا أُرِيدُ أَنْ أُخْبِرَكُمْ عَنْ نَبِيِّكُمْ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ بَعْثًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ إِلَى قَوْمٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَإِنَّهُمْ الْتَقَوْا فَكَانَ رَجُلٌ مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِذَا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ وَإِنَّ رَجُلًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ قَالَ وَكُنَّا نُحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلَمَّا رَفَعَ عَلَيْهِ السَّيْفَ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَتَلَهُ فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ فَأَخْبَرَهُ حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَرَ الرَّجُلِ كَيْفَ صَنَعَ فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ فَقَالَ لِمَ قَتَلْتَهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْجَعَ فِي الْمُسْلِمِينَ وَقَتَلَ فُلَانًا وَفُلَانًا وَسَمَّى لَهُ نَفَرًا وَإِنِّي حَمَلْتُ عَلَيْهِ فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَتَلْتَهُ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتَغْفِرْ لِي قَالَ وَكَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ فَجَعَلَ لَا يَزِيدُهُ عَلَى أَنْ يَقُولَ كَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Shafyan bin Muhriz, bahwasanya Jundab bin Abdullah Al Bajalli RA diutus untuk menemui As'as bin Salamah pada masa pergolakan Ibnu Az-Zubair, kemudian ia berkata kepada As'as, "Kumpulkan padaku teman-teman dari golonganmu sehingga saya dapat berbicara dengan mereka." Maka As'as mengirim seorang utusan kepada mereka. Tatkala mereka telah berkumpul, datanglah Jundab dengan mengenakan 'burnus'  kuning, seraya berkata, "Ceritakanlah apa yang terjadi terhadap kalian semua!" pembicaraanpun berlangsung. Tatkala pembicaraan itu berlangsung, Jundab membuka tutup kepala burnus itu, kemudian ia berkata, "Sesungguhnya saya telah mendatangi kalian dan saya tidak ingin memberitahu kalian kecuali dari Nabi kalian, Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah mengirim utusan kaum muslimin kepada kaum musyrikin (dalam suatu pertempuran), dan mereka sungguh telah bertemu. Ketika seorang dari kaum musyrikin itu ingin menyerang seorang dari kaum muslimin maka ia pun menyerang dan membunuhnya, dan sesungguhnya seorang dari kaum muslimin menyerang seorang dari kaum musyrikin itu tatkala ia lengah. Jundab berkata, "Kami memberitahu bahwa seorang dari kaum muslimin itu adalah Usamah bin Zaid, lalu ketika Usamah mengangkat pedangnya (hendak membunuhnya), dia (orang Musyrik) mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allahu, namun Usamah bin Zaid tetap membunuhnya. Kemudian datanglah pembawa berita kepada Nabi SAW kemudian Nabi bertanya kepadanya, lalu iapun memberitahu Nabi SAW apa yang telah diperbuat Usamah. Lalu beliau memanggil Usamah seraya bertanya, "Mengapa kamu membunuh orang musyrik yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu?" Usamah menjawab, "Wahai Rasulullah! Orang tersebut telah menyakiti kaum muslimin dan telah membunuh si fulan dan si fulan dan sesungguhnya saya telah menyerangnya, lalu ketika ia melihat pedang saya, maka ia mengucapkan LaaIlaaha Illallahu." Rasulullah bertanya, "Apakah engkau membunuhnya?!" Usamah menjawab, "Ya." Nabi SAW bertanya kembali, "Bagaimana kamu mempertanggung-jawabkan perbuatanmu terhadap orang (yang kamu bunuh) itu yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu apabila hari kiamat tiba? " Usamah menjawab, "Wahai Rasulullah! Mohonlah ampunan untukku." Rasulullah bertanya kembali, "Bagaimana kamu mempertanggung jawabkan perbuatanmu terhadap orang (yang kamu bunuh) itu yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallahu apabila hari kiamat tiba?, " Jundab berkata, "Rasulullah tidak menambah kata-kata lagi kepada Usamah selain ucapan, 'Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan perbuatanmu terhadap orang (yang kamu bunuh) itu yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah apabila hari kiamat tiba?" {Muslim 1/68-69}

عَنْ بُرَيْدَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَّرَ أَمِيرًا عَلَى جَيْشٍ أَوْ سَرِيَّةٍ أَوْصَاهُ فِي خَاصَّتِهِ بِتَقْوَى اللَّهِ وَمَنْ مَعَهُ مِنْ الْمُسْلِمِينَ خَيْرًا ثُمَّ قَال اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ اغْزُوا وَلَا تَغُلُّوا وَلَا تَغْدِرُوا وَلَا تَمْثُلُوا وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا وَإِذَا لَقِيتَ عَدُوَّكَ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَادْعُهُمْ إِلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ أَوْ خِلَالٍ فَأَيَّتُهُنَّ مَا أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ فَإِنْ أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى التَّحَوُّلِ مِنْ دَارِهِمْ إِلَى دَارِ الْمُهَاجِرِينَ وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّهُمْ إِنْ فَعَلُوا ذَلِكَ فَلَهُمْ مَا لِلْمُهَاجِرِينَ وَعَلَيْهِمْ مَا عَلَى الْمُهَاجِرِينَ فَإِنْ أَبَوْا أَنْ يَتَحَوَّلُوا مِنْهَا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّهُمْ يَكُونُونَ كَأَعْرَابِ الْمُسْلِمِينَ يَجْرِي عَلَيْهِمْ حُكْمُ اللَّهِ الَّذِي يَجْرِي عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَكُونُ لَهُمْ فِي الْغَنِيمَةِ وَالْفَيْءِ شَيْءٌ إِلَّا أَنْ يُجَاهِدُوا مَعَ الْمُسْلِمِينَ فَإِنْ هُمْ أَبَوْا فَسَلْهُمْ الْجِزْيَةَ فَإِنْ هُمْ أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ فَإِنْ هُمْ أَبَوْا فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَقَاتِلْهُمْ وَإِذَا حَاصَرْتَ أَهْلَ حِصْنٍ فَأَرَادُوكَ أَنْ تَجْعَلَ لَهُمْ ذِمَّةَ اللَّهِ وَذِمَّةَ نَبِيِّهِ فَلَا تَجْعَلْ لَهُمْ ذِمَّةَ اللَّهِ وَلَا ذِمَّةَ نَبِيِّهِ وَلَكِنْ اجْعَلْ لَهُمْ ذِمَّتَكَ وَذِمَّةَ أَصْحَابِكَ فَإِنَّكُمْ أَنْ تُخْفِرُوا ذِمَمَكُمْ وَذِمَمَ أَصْحَابِكُمْ أَهْوَنُ مِنْ أَنْ تُخْفِرُوا ذِمَّةَ اللَّهِ وَذِمَّةَ رَسُولِهِ وَإِذَا حَاصَرْتَ أَهْلَ حِصْنٍ فَأَرَادُوكَ أَنْ تُنْزِلَهُمْ عَلَى حُكْمِ اللَّهِ فَلَا تُنْزِلْهُمْ عَلَى حُكْمِ اللَّهِ وَلَكِنْ أَنْزِلْهُمْ عَلَى حُكْمِكَ فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي أَتُصِيبُ حُكْمَ اللَّهِ فِيهِمْ أَمْ لَا قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ هَذَا أَوْ نَحْوَهُ

1115- Dari Buraidah, ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW mengangkat seorang komandan pasukan perang, secara khusus beliau menyampaikan wasiat kepadanya agar ia dan pasukannya selalu bertakwa kepada Allah dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang bersamanya. Kemudian Beliau berpesan, 'Berperanglah kamu sekalian dengan senantiasa menyebut nama Allah! Perangilah orang-orang yang kufur kepada Allah, berperanglah dan janganlah kamu berlaku curang dalam harta rampasan perang (ghanimah), janganlah kamu mengkhianati janji, janganlah kamu membunuh orang dengan cara yang sadis, dan janganlah kamu membunuh anak kecil! Apabila kamu bertemu dengan musuhmu dari orang-orang Musyrik, maka ajaklah mereka kepada tiga hal. Apabila mereka mau menerima salah satu dari tiga hal tersebut, maka terimalah mereka dan berhentilah memerangi mereka! Setelah itu, serulah mereka untuk masuk agama Islam! Apabila mereka mau menerima ajakanmu itu, maka terimalah mereka dan hentikan serangan kepada mereka! Setelah itu, ajaklah mereka untuk pindah dari kampung halaman mereka ke kampung halaman kaum Muhajirin. Apabila mereka mau menerima ajakanmu tersebut, maka beritahukanlah bahwa mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti kaum Muhajirin. Apabila mereka enggan pindah dari kampung halamannya ke kampung halaman kaum Muhajirin, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka sama dengan orang-orang Arab lainnya, yang tidak memperoleh sedikit pun harta rampasan perang (ghanimah) — kecuali jika mereka ikut berjuang bersama kaum muslimin lainnya. Apabila mereka menolak maka mintalah upeti kepada mereka. Apabila mereka mau menyerahkan upeti tersebut kepadamu maka terimalah dan janganlah kamu memerangi mereka. Tetapi, apabila mereka tidak mau memenuhinya, maka mohonlah pertolongan kepada Allah untuk memerangi mereka. Apabila kamu mengepung sebuah benteng perlindungan, lalu orang-orang yang berada di dalamnya meminta keamanan dan jaminan dari Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah kamu penuhi permintaan tersebut. Tetapi buatlah keamanan untuk mereka, sebab resikonya lebih ringan, jika kamu harus merusak keamananmu sendiri daripada kamu merusak keamanan Allah dan Rasul-Nya. Apabila mereka menghendaki agar ditempatkan pada hukum Allah, maka janganlah kamu berlakukan hal itu kepada mereka! Yang lebih baik adalah apabila kamu memberlakukan hukumanmu sendiri, sebab kamu sendiri mungkin tidak akan mengetahui, apakah kamu dapat menegakkan hukum Allah kepada mereka atau tidak." Abdurahman, (Ibnu Mahdi), berkata, "Hadits ini atau yang semisalnya." {Muslim 5/140}

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُسَيْسَةَ عَيْنًا يَنْظُرُ مَا صَنَعَتْ عِيرُ أَبِي سُفْيَانَ فَجَاءَ وَمَا فِي الْبَيْتِ أَحَدٌ غَيْرِي وَغَيْرُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا أَدْرِي مَا اسْتَثْنَى بَعْضَ نِسَائِهِ قَالَ فَحَدَّثَهُ الْحَدِيثَ قَالَ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَكَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ لَنَا طَلِبَةً فَمَنْ كَانَ ظَهْرُهُ حَاضِرًا فَلْيَرْكَبْ مَعَنَا فَجَعَلَ رِجَالٌ يَسْتَأْذِنُونَهُ فِي ظُهْرَانِهِمْ فِي عُلْوِ الْمَدِينَةِ فَقَالَ لَا إِلَّا مَنْ كَانَ ظَهْرُهُ حَاضِرًا فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَتَّى سَبَقُوا الْمُشْرِكِينَ إِلَى بَدْرٍ وَجَاءَ الْمُشْرِكُونَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُقَدِّمَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إِلَى شَيْءٍ حَتَّى أَكُونَ أَنَا دُونَهُ فَدَنَا الْمُشْرِكُونَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُومُوا إِلَى جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ قَالَ يَقُولُ عُمَيْرُ بْنُ الْحُمَامِ الْأَنْصَارِيُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ جَنَّةٌ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ قَالَ نَعَمْ قَالَ بَخٍ بَخٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَحْمِلُكَ عَلَى قَوْلِكَ بَخٍ بَخٍ قَالَ لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلَّا رَجَاءَةَ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِهَا قَالَ فَإِنَّكَ مِنْ أَهْلِهَا فَأَخْرَجَ تَمَرَاتٍ مِنْ قَرَنِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ مِنْهُنَّ ثُمَّ قَالَ لَئِنْ أَنَا حَيِيتُ حَتَّى آكُلَ تَمَرَاتِي هَذِهِ إِنَّهَا لَحَيَاةٌ طَوِيلَةٌ قَالَ فَرَمَى بِمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ التَّمْرِ ثُمَّ قَاتَلَهُمْ حَتَّى قُتِلَ

1162- Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Rasululah SAW telah mengutus Busaisah sebagai mata-mata untuk mengamati apa yang dilakukan oleh kafilah Abu Sufyan bin Harb yang membawa berbagai macam perbekalan makanan. Ketika Busaisah tiba, tidak ada seorang pun selain saya dan Rasulullah SAW (Ia berkata, 'Saya tidak tahu dengan pasti, kecuali beberapa orang istrinya).' Setelah melaporkan hasilnya, Rasulullah lalu keluar dari rumah dan berkata kepada para sahabatnya, 'Sebenarnya ada sesuatu yang akan aku cari. Oleh karena itu, barang siapa yang hewan kendaraannya sudah siap sedia, mari segera berangkat bersamaku.' Sementara itu ada beberapa orang sahabat yang meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk mengambil hewan kendaraannya di dataran tinggi kota Madinah. Namun Rasulullah SAW berkata, "Tidak usah pergi ke sana, kecuali bagi siapa yang hewan kendaraannya memang sudah siap sedia.' Lalu berangkatlah Rasulullah dan beberapa orang sahabatnya menuju Badar mendahului orang-orang musyrik. Tak lama berselang, barulah orang-orang musyrik datang ke sana.Kemudian Rasulullah SAW memberi aba-aba seraya memperingati para sahabatnya, 'Jangan ada di antara kalian yang bertindak sebelum ada komando dariku.' Lalu pasukan kaum musyrikin mulai bergerak mendekat. Pada saat itulah Rasulullah SAW berseru, 'Wahai para sahabatku sekalian, bangkitlah untuk menyambut surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi!' Mendengar seruan Rasulullah itu, seorang sahabat yang bernama Umair bin Al Humam Al Anshari terperangah dan bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah benar luas surga seluas langit dan bumi?' Rasulullah SAW menjawab, 'Ya.' Lalu Umair bin Al Humam Al Anshari berseru, 'Wah! Wah!' Kemudian Rasulullah SAW balik bertanya kepadanya, 'Hai Umair, apa yang membuatmu melontarkan kata-kata Wah! wah!?" Umair bin Al Humam Al Anshari menjawab, Tidak apa-apa ya Rasulullah! Hanya saja saya berharap agar saya menjadi salah seorang penghuninya.' Rasulullah SAW berkata, 'Sesungguhnya kamu termasuk salah seorang penghuninya.' Lalu Umair bin Al Humam Al Anshari mengeluarkan beberapa buah kurma dari kantong bajunya dan setelah itu memakannya. Kemudian ia berkata, 'Seandainya saya nanti masih hidup sebelum habis memakan kurma-kurma ini, berarti hal itu adalah kehidupan yang panjang.' Setelah membuang buah kurma miliknya, ia maju menerjang pasukan musuh, hingga akhirnya gugur sebagai syahid'." (H.R Muslim).

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا قَالَ نَزَلَتْ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَارٍ بِمَكَّةَ فَكَانَ إِذَا صَلَّى بِأَصْحَابِهِ رَفَعَ صَوْتَهُ بِالْقُرْآنِ فَإِذَا سَمِعَ ذَلِكَ الْمُشْرِكُونَ سَبُّوا الْقُرْآنَ وَمَنْ أَنْزَلَهُ وَمَنْ جَاءَ بِهِ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ فَيَسْمَعَ الْمُشْرِكُونَ قِرَاءَتَكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا عَنْ أَصْحَابِكَ أَسْمِعْهُمْ الْقُرْآنَ وَلَا تَجْهَرْ ذَلِكَ الْجَهْرَ وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا يَقُولُ بَيْنَ الْجَهْرِ وَالْمُخَافَتَةِ.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu tentang firman Allah, "Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah kamu merendahkannya, tetapi carilah jalan tengah di antara keduanya" (Qs. Al Israa(17): 110) Ibnu Abbas berkata, "Ayat tersebut turun pada saat Rasulullah SAW terisolir di kota Makkah. Pada mulanya, apabila Rasulullah SAW dan Para sahabat beliau sedang shalat, maka beliau mengeraskan bacaan Al Qur'an. Lalu, manakala kaum musyrik mendengarnya, maka mereka pun langsung mencaci-maki Al Qur'an, Allah, dan Jibril — malaikat yang bertugas menurunkan Al Qur'an. Kemudian Allah berfirman kepada Nabi-Nya, "Dan janganlah kamu mengeraskan bacaan Al Qur'an dalam shalatmu" agar bacaan Al Qur'anmu tidak didengar oleh orang-orang Musyrik. Dan janganlah kamu merendahkannya, agar bacaan Al Qur'anmu dapat didengar oleh Para sahabatmu, kaum muslimin. Perdengarkanlah Al Qur'an kepada Para sahabatmu, tetapi jangan keras-keras "Dan carilah jalan tengah di antara keduanya." Ibnu Abbas berkata, "Yaitu bacaan Al Qur'an yang bersifat antara keras dan rendah." {Muslim 2/34}

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَبَسَ الْمُشْرِكُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ حَتَّى احْمَرَّتْ الشَّمْسُ أَوْ اصْفَرَّتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَغَلُونَا عَنْ الصَّلَاةِ الْوُسْطَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مَلَأَ اللَّهُ أَجْوَافَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا أَوْ قَالَ حَشَا اللَّهُ أَجْوَافَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا

219. Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyalluhu 'anhu, dia berkata, "Orang-orang Musyrik pernah menghalangi Rasulullah SAW untuk shalat Ashar sehingga matahari telah memerah atau menguning. maka Rasulullah SAW bersabda. 'Mereka telah menghalangi kita untuk melakukan shalat Wustha, yaitu shalat Ashar. Semoga Allah memenuhi rongga mulut dan kuburan mereka dengan api" {Muslim 2/112}


عن أَبُي هُرَيْرَةَ قَالَ كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ وَهِيَ مُشْرِكَةٌ فَدَعَوْتُهَا يَوْمًا فَأَسْمَعَتْنِي فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَكْرَهُ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ فَتَأْبَى عَلَيَّ فَدَعَوْتُهَا الْيَوْمَ فَأَسْمَعَتْنِي فِيكَ مَا أَكْرَهُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يَهْدِيَ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَخَرَجْتُ مُسْتَبْشِرًا بِدَعْوَةِ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا جِئْتُ فَصِرْتُ إِلَى الْبَابِ فَإِذَا هُوَ مُجَافٌ فَسَمِعَتْ أُمِّي خَشْفَ قَدَمَيَّ فَقَالَتْ مَكَانَكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ وَسَمِعْتُ خَضْخَضَةَ الْمَاءِ قَالَ فَاغْتَسَلَتْ وَلَبِسَتْ دِرْعَهَا وَعَجِلَتْ عَنْ خِمَارِهَا فَفَتَحَتْ الْبَابَ ثُمَّ قَالَتْ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَرَجَعْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ وَأَنَا أَبْكِي مِنْ الْفَرَحِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَبْشِرْ قَدْ اسْتَجَابَ اللَّهُ دَعْوَتَكَ وَهَدَى أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ خَيْرًا قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُحَبِّبَنِي أَنَا وَأُمِّي إِلَى عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ وَيُحَبِّبَهُمْ إِلَيْنَا قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ عُبَيْدَكَ هَذَا يَعْنِي أَبَا هُرَيْرَةَ وَأُمَّهُ إِلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمْ الْمُؤْمِنِينَ فَمَا خُلِقَ مُؤْمِنٌ يَسْمَعُ بِي وَلَا يَرَانِي إِلَّا أَحَبَّنِي.

1715- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Dulu, saya sering mengajak ibu saya untuk masuk Islam, ketika ia masih Musyrik. Pada suatu hari saya mengajaknya untuk masuk ke dalam agama Islam, tetapi ia malah mengutarakan kata-kata yang tidak saya sukai tentang diri Rasulullah SAW. Kemudian saya datang menemui Rasulullah sambil menangis dan berkata, 'Ya Rasulullah, saya sering mengajak ibu saya untuk masuk Islam, tetapi ia selalu menolak dan malah mengucapkan kepada saya kata-kata yang tidak saya sukai tentang engkau. Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar ibu saya mendapatkan petunjuk dan hidayah-Nya.' Setelah mendengar penjelasan saya, Rasulullah langsung berdoa, 'Ya Allah, berikanlah hidayah kepada ibu Abu Hurairah.' Lalu saya kembali ke rumah dengan perasaan gembira karena doa Rasulullah tersebut. Setibanya di rumah, saya mendapati pintu rumah masih tertutup. Ibu saya mendengar derap langkah saya lalu berkata, 'Hai Abu Hurairah, berhentilah sejenak!' Kemudian saya mendengar suara tumpahan air. Ternyata ibu saya sedang mandi. Ia segera berpakaian dan mengenakan kerudung, lalu membuka pintu seraya berkata, 'Hai Abu Hurairah, sekarang aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.' Abu Hurairah berkata, "Lalu saya kembali lagi kepada Rasulullah SAW. Saya datangi beliau sambil menangis karena perasaan gembira. Saya berkata, 'Ya Rasulullah, saya sungguh senang dan gembira. Allah telah mengabulkan doa engkau. Dan Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada ibu saya." Rasulullah SAW memuji Allah dan mengucapkan syukur kepada-Nya. Saya berkata, 'Ya Allah, mohonkanlah kepada Allah agar saya dan ibu saya mencintai orang-orang mukmin dan mereka juga mencintai kami!' Kemudian Rasulullah berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu yang kecil ini {yaitu Abu Hurairah dan ibunya} cinta kepada orang-orang mukmin serta jadikanlah mereka, cinta kepada keduanya!' Maka tidak ada seorang mukmin yang mendengar nama saya dan tidak bertemu dengan saya melainkan ia cinta kepada saya." {Muslim 7/165-166}

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَذْهَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّى تُعْبَدَ اللَّاتُ وَالْعُزَّى فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ حِينَ أَنْزَلَ اللَّهُ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَنَّ ذَلِكَ تَامًّا قَالَ إِنَّهُ سَيَكُونُ مِنْ ذَلِكَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَوَفَّى كُلَّ مَنْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَيَبْقَى مَنْ لَا خَيْرَ فِيهِ فَيَرْجِعُونَ إِلَى دِينِ آبَائِهِمْ.

2022- Dari Aisyah RA, dia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Malam dan siang tidak akan musnah kecuali setelah patung Latta dan Uzza disembah kembali.' Saya bertanya, "Ya Rasulullah, pada mulanya saya menduga bahwasanya ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat yang berbunyi, Dialah yang telah mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk {Al Qur'an} dan agama yang benar untuk dimenangkan Allah atas segala agama, walaupun orang-orang Musyrik tidak menyukai (Qs. At-Taubah (9): 33) semuanya telah sempurna. Rasulullah SAW bersabda, "Dari kesempurnaan itu, Islam yang selama ini diamalkan akan semakin surut sesuai dengan kehendak Allah. Setelah itu, Allah akan mengirim angin yang baik untuk menjemput nyawa setiap orang yang di dalam hatinya terdapat iman seberat biji sawi, hingga tinggallah orang-orang yang tidak memiliki kebaikan. Lalu mereka akan kembali kepada agama nenek moyang mereka." (Muslim 8/182)

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ زَيْدِ بْنِ يُثَيْعٍ قَالَ سَأَلْنَا عَلِيًّا بِأَيِّ شَيْءٍ بُعِثْتَ فِي الْحَجَّةِ قَالَ بُعِثْتُ بِأَرْبَعٍ أَنْ لَا يَطُوفَ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ وَمَنْ كَانَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَهْدٌ فَهُوَ إِلَى مُدَّتِهِ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَهْدٌ فَأَجَلُهُ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ وَلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُؤْمِنَةٌ وَلَا يَجْتَمِعُ الْمُشْرِكُونَ وَالْمُسْلِمُونَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا

Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Zaid bin Yutsai', ia berkata, "Kami pemah bertanya kepada Ali, 'Dengan apa kamu diutus pada waktu haji?' Ali menjawab, 'Aku diutus untuk menyampaikan empat hal: Tidak boleh orang telanjang thawaf di Baitullah; Orang Musyrik yang mempunyai perjanjian dengan Nabi SAW, maka masanya —dia diizinkan untuk tinggal di Makkah— adalah sampai habis masa perjanjian itu. Namun jika ia tidak mempunyai perjanjian, maka diberi tempo selama empat bulan; Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman; Tidak akan berkumpul lagi orang-orang Musyrik dan orang-orang muslim setelah tahun ini'." Shahih: Lihat (871) H.R Tirmidzi.

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي إِسْحَقَ الْفَزَارِيِّ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي عَمْرَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْن عَبَّاسٍ فِي قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى { الم غُلِبَتْ الرُّومُ فِي أَدْنَى الْأَرْضِ } قَالَ غُلِبَتْ وَغَلَبَتْ كَانَ الْمُشْرِكُونَ يُحِبُّونَ أَنْ يَظْهَرَ أَهْلُ فَارِسَ عَلَى الرُّومِ لِأَنَّهُمْ وَإِيَّاهُمْ أَهْلُ الْأَوْثَانِ وَكَانَ الْمُسْلِمُونَ يُحِبُّونَ أَنْ يَظْهَرَ الرُّومُ عَلَى فَارِسَ لِأَنَّهُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَذَكَرُوهُ لِأَبِي بَكْرٍ فَذَكَرَهُ أَبُو بَكْرٍ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ سَيَغْلِبُونَ فَذَكَرَهُ أَبُو بَكْرٍ لَهُمْ فَقَالُوا اجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ أَجَلًا فَإِنْ ظَهَرْنَا كَانَ لَنَا كَذَا وَكَذَا وَإِنْ ظَهَرْتُمْ كَانَ لَكُمْ كَذَا وَكَذَا فَجَعَلَ أَجَلًا خَمْسَ سِنِينَ فَلَمْ يَظْهَرُوا فَذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا جَعَلْتَهُ إِلَى دُونَ قَالَ أُرَاهُ الْعَشْرَ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ وَالْبِضْعُ مَا دُونَ الْعَشْرِ قَالَ ثُمَّ ظَهَرَتْ الرُّومُ بَعْدُ قَالَ فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى { الم غُلِبَتْ الرُّومُ إِلَى قَوْلِهِ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ } قَالَ سُفْيَانُ سَمِعْتُ أَنَّهُمْ ظَهَرُوا عَلَيْهِمْ يَوْمَ بَدْرٍ

3193. Al Husain bin Huraits menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Amr menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq Al Fazari dari Sufyan Ats-Tsauri dari Habib bin Abu Amrah dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas RA tentang firman Allah SWT, "Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat. " Ibnu Abbas RA berkata, "Dikalahkan, lalu menang. Orang-orang Musyrik lebih senang bila bangsa Parsi menang atas bangsa Romawi, sebab bangsa Parsi dan mereka sama-sama penyembah berhala. Sementara kaum muslimin lebih senang bangsa Romawi yang menang atas bangsa Parsi, sebab mereka adalah ahlul kitab. Kekalahan Romawi ini mereka (orang-orang Musyrik) sampaikan kepada Abu Bakar, lalu ia sampaikan kepada Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Ketahuilah, mereka (bangsa Romawi) akart menang.' Sabda Rasulullah SAW ini ia sampaikan kembali kepada orang-orang Musyrik, maka merekapun berkata, 'Mari kita tetapkan batas waktu —terwujudnya janji itu—. Jika batas waktu kami yang benar, maka kami mendapatkan ini dan itu, namun jika batas waktu kalian yang benar maka kalian mendapatkan ini dan itu.' Lalu Abu Bakar menetapkan batas waktu selama lima tahun, namun temyata mereka (orang-orang Romawi) belum juga menang. Hal ini kaum muslimin adukan kepada Rasulullah SAW. Maka beliau bersabda, 'Kenapa kamu (Abu Bakar) tidak menetapkan batas waktu kurang dari —Ibnu Abbas berkata, "Aku kira beliau menyebut sepuluh tahun"—?' —Abu Sa'id berkata, "Al bidh'u adalah jumlah yang kurang dari sepuluh"—. —Ibnu Abbas berkata— Setelah itu (setelah lewat lima tahun), Romawi menang. Demikianlah penafsiran firman Allah SWT, 'Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi,' sampai firman-Nya, 'Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang- orang yang beriman, karena pertolongan Allah. ia menolong siapa yang dikehendaki-Nya Sufyan berkata, "Aku mendengar bahwa mereka dapat mengalahkan orang-orang Musyrik pada perang Badar (bertepatan dengan kemenangan bangsa Romawi -penj.)." Shahih:  H.R Tirmidzi.


حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ عَمَّهُ غَابَ عَنْ قِتَالِ بَدْرٍ فَقَالَ غِبْتُ عَنْ أَوَّلِ قِتَالٍ قَاتَلَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُشْرِكِينَ لَئِنْ اللَّهُ أَشْهَدَنِي قِتَالًا لَلْمُشْرِكِينَ لَيَرَيَنَّ اللَّهُ كَيْفَ أَصْنَعُ فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ انْكَشَفَ الْمُسْلِمُونَ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا جَاءَ بِهِ هَؤُلَاءِ يَعْنِي الْمُشْرِكِينَ وَأَعْتَذِرُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلَاءِ يَعْنِي أَصْحَابَهُ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَلَقِيَهُ سَعْدٌ فَقَالَ يَا أَخِي مَا فَعَلْتَ أَنَا مَعَكَ فَلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَصْنَعَ مَا صَنَعَ فَوُجِدَ فِيهِ بِضْعٌ وَثَمَانُونَ مِنْ ضَرْبَةٍ بِسَيْفٍ وَطَعْنَةٍ بِرُمْحٍ وَرَمْيَةٍ بِسَهْمٍ فَكُنَّا نَقُولُ فِيهِ وَفِي أَصْحَابِهِ نَزَلَتْ { فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ }

Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik RA bahwa pamannya tidak ikut dalam perang Badar. Pamannya berkata, "Aku tidak ikut dalam perang yang pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW melawan orang-orang Musyrik. Seandainya Allah memperkenankan untuk ikut dalam peperangan —berikutnya— melawan orang-orang Musyrik, niscaya Allah akan dapat melihat apa yang bisa aku lakukan!" Pada peristiwa perang Uhud, kaum muslimin sempat kocar-kacir. Ketika itu, pamannya berkata, "Ya Allah. aku berlepas diri dari apa yang dibawa oleh mereka —maksudnya adalah orang-orang Musyrik — dan aku meminta maaf kepada-Mu atas apa yang mereka lakukan —maksudnya para sahabatnya—." Selanjutnya, ia maju dan ketika itulah Sa'ad menemuinya. —Sa'ad berkata, "Hai saudaraku, apa yang kamu lakukan? Aku akan tetap bersamamu." Namun aku tidak bisa melakukan apa yang ia lakukan.— Ia (paman Anas RA) ditemukan dalam keadaan tewas dengan lebih dari delapan puluh buah luka, bekas tikaman pedang, tusukan tombak dan anak panah. Kami berkata, "Tentangnya (paman Anas RA) dan para sahabatnya turun ayat, 'Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu'." Shahih: Al Bukhari (2805).

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْهُنَائِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ بَيْنَ ضَجْنَانَ وَعُسْفَانَ فَقَالَ الْمُشْرِكُونَ إِنَّ لِهَؤُلَاءِ صَلَاةً هِيَ أَحَبُّ إِلَيْهِمْ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَبْنَائِهِمْ هِيَ الْعَصْرُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ فَمِيلُوا عَلَيْهِمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً وَأَنَّ جِبْرِيلَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ أَنْ يَقْسِمَ أَصْحَابَهُ شَطْرَيْنِ فَيُصَلِّيَ بِهِمْ وَتَقُومُ طَائِفَةٌ أُخْرَى وَرَاءَهُمْ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ثُمَّ يَأْتِي الْآخَرُونَ وَيُصَلُّونَ مَعَهُ رَكْعَةً وَاحِدَةً ثُمَّ يَأْخُذُ هَؤُلَاءِ حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ فَتَكُونُ لَهُمْ رَكْعَةٌ رَكْعَةٌ وَلِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَانِ

3035. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abdush-shamad bin Abdul Harits menceritakan kepada kami, Sa'id bin Ubaid Al Huna'i menceritakan kepada kami, Abdullah bin Syaqiq menceritakan kepada kami, Abu Hurairah RA menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah SAW (bersama para sahabat -penj) pernah beristirahat di antara Dhujnan dan Usfan. Orang-orang Musyrik (yang mengetahui hal itu -penj) berkata, "Sesungguhnya orang-orang akan melakukan shalat yang lebih mereka cintai daripada orangtua dan anak-anak mereka, yaitu shalat Ashar. Oleh karena itu, bersiap-siaplah kalian dan seranglah mereka pada saat itu secara serempak." Saat itu Jibril datang menemui Rasulullah SAW dan menyuruh beliau untuk membagi para sahabat menjadi dua bagian. Beliau shalat lebih dahulu bersama sebagian, sementara sebagian lainnya berdiri di belakang mereka. —Jibril juga berkata—, "Dan hendaklah mereka bersiap siaga juga menyandang senjata mereka." Kemudian bagian kedua ini maju dan shalat satu rakaat bersama beliau —setelah bagian pertama melaksanakan satu rakaat— dan —Jibril juga berkata—, "Hendaklah mereka juga bersiap siaga dan menyandang senjata mereka." Dengan demikian, masing-masing bagian shalat satu rakaat, sementara Rasulullah SAW shalat dua rakaat. Sanad hadits ini shahih. H.R Tirmidzi.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ إِنَّمَا سَعَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ لِيُرِيَ الْمُشْرِكِينَ قُوَّتَهُ

863. Qutaibah menceritakan kepada kami, Syufyan bin Uyainah memberitahukan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Thawus, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW melaksanakan Sa'i di Baitullah dan antara Shafa dan Marwah, untuk memperlihatkan kekuatannya kepada orang Musyrik " Shahih: Muttafaq 'alaih

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو سَعْدٍ هُوَ الصَّغَانِيُّ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ الرَّازِيِّ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ الْمُشْرِكِينَ قَالُوا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْسُبْ لَنَا رَبَّكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ } وَالصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ لَأَنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ يُولَدُ إِلَّا سَيَمُوتُ وَلَا شَيْءٌ يَمُوتُ إِلَّا سَيُورَثُ وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَمُوتُ وَلَا يُورَثُ { وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ } قَالَ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَبِيهٌ وَلَا عِدْلٌ وَلَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ

3364. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Abu Sa'ad —yaitu Ash-Shaghani— menceritakan kepada kami dari Abu Ja'far Ar-Razi, dari Rubai' bin Anas, dari Abu Al Aliyah, dari Ubai bin Ka'ab, bahwa orang-orang yang Musyrik berkata kepada Rasulullah SAW, "Sebutkanlah sifat-sifat Tuhanmu kepada kami!" Maka Allah menurunkan (ayat), "Katakanlah, 'Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Sya segala sesuatu, " dan (Tuhan) yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu adalah (Dzat) yang "tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. " "Sebab. tiada seorang pun yang dilahirkan kecuali ia akan meninggal dunia, dan tiada seorang pun kecuali ia akan diwarisi, dan sesungguhnxa Allah —Azza wa Jalla— tidak akan meninggal dan tidak akan (pula) diwarisi." "Dan, tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. " (Qs. Al Ikhlaas [112]: 1-4) Beliau bersabda, "Tidak ada sesuatu yang menyerupai-Nya, tidak ada sesuatu yang menyamai-(Nya), dan tidak ada (pula) yang seperti-Nya. " Hasan: Kecuali redaksi, "Dan (Tuhan) yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu adalah (Dzat) yang...: Zhilal Al Jannah (663-tahqiq kedua). H.R Tirmidzi.

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا مُغِيرَةُ عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَفِيَّ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ وَإِيَّايَ عَنَى بِهَا { فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ } قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَةِ وَنَحْنُ مُحْرِمُونَ وَقَدْ حَصَرَنَا الْمُشْرِكُونَ وَكَانَتْ لِي وَفْرَةٌ فَجَعَلَتْ الْهَوَامُّ تَسَاقَطُ عَلَى وَجْهِي فَمَرَّ بِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَأَنَّ هَوَامَّ رَأْسِكَ تُؤْذِيكَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَاحْلِقْ وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ قَالَ مُجَاهِدٌ الصِّيَامُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ وَالطَّعَامُ لِسِتَّةِ مَسَاكِينَ وَالنُّسُكُ شَاةٌ فَصَاعِدًا

2973. Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Husyaim mengabarkan kepada kami, Al Mughirah mengabarkan kepada kami, dari Mujahid. Ka'ab bin Ujrah berkata, "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, ayat mi diturunkan kepadaku dan untukku." Ayat itu adalah, "Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bershadaqah atau berkurban.". Ka'ab berkata, "Kami sedang bersama Nabi SAW di tanah Hudaibiyyah. Ketika itu kami dalam keadaan berihram. Orang-oran Musyrik gmengepung kami, padahal rambutku ketika itu panjang. Kutu-kutu pun berjatuhan di atas wajahku. Tatkala Rasulullah melewatiku, beliau bersabda, 'Sepertinya kutu-kutu di kepalamu menyiksa (menyakiti) dirimu.' Ia berkata: Aku berkata, "Ya." Beliau bersabda, "(Kalau begitu) cukurlah!" Lalu, turunlah ayat ini. Mujahid berkata, "Puasa tiga hari dan memberi makan enam orang miskin, serta berkurban satu ekor kambing atau lebih." Shahih: Muttafaq alaih. Telah disebutkan hadits yang sama pada no. 953.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ كَانَ أَوَّلَ مَنْ أَظْهَرَ إِسْلَامَهُ سَبْعَةٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعَمَّارٌ وَأُمُّهُ سُمَيَّةُ وَصُهَيْبٌ وَبِلَالٌ وَالْمِقْدَادُ فَأَمَّا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنَعَهُ اللَّهُ بِعَمِّهِ أَبِي طَالِبٍ وَأَمَّا أَبُو بَكْرٍ فَمَنَعَهُ اللَّهُ بِقَوْمِهِ وَأَمَّا سَائِرُهُمْ فَأَخَذَهُمْ الْمُشْرِكُونَ وَأَلْبَسُوهُمْ أَدْرَاعَ الْحَدِيدِ وَصَهَرُوهُمْ فِي الشَّمْسِ فَمَا مِنْهُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وَاتَاهُمْ عَلَى مَا أَرَادُوا إِلَّا بِلَالًا فَإِنَّهُ هَانَتْ عَلَيْهِ نَفْسُهُ فِي اللَّهِ وَهَانَ عَلَى قَوْمِهِ فَأَخَذُوهُ فَأَعْطَوْهُ الْوِلْدَانَ فَجَعَلُوا يَطُوفُونَ بِهِ فِي شِعَابِ مَكَّةَ وَهُوَ يَقُولُ أَحَدٌ أَحَدٌ

122-149. Dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, "Orang yang pertama kali melahirkan keislaman mereka dengan terus-terang berjumlah tujuh orang; (yaitu) Rasulullah SAW, Abu Bakar, Ammar dan ibunya (Sumayah), Shuhaib, Bilal dan Miqdad. Adapun Rasulullah SAW sendiri dijaga Allah dengan perantaraan pamannya, Abu Thalib. Sedangkan Abu Bakar dijaga Allah dengan perantaraan kaumnya. Akan tetapi yang lain tidak luput dari siksaan orang-orang Musyrik. Mereka, para shahabat, dikenakan pakaian dari besi, lalu dijemur di bawah terik matahari yang sangat panas. Maka, tidak seorang pun dari mereka kecuali telah menuruti apa yang dikehendaki orang-orang Musyrik itu (karena rasa takut), kecuali Bilal. Ia (Bilal) menganggap ringan siksaan itu demi mempertahankan iman dan mencari keridhaan Allah. Orang-orang Quraisy telah mengikat tubuhnya dan memberikannya kepada anak-anak (dijadikan permainan mereka). Mereka mengaraknya ke sekeliling kota Makkah dan memperolok-oloknya. Sedangkan Bilal tetap terus mengucapkan, 'Ahad... Ahad...'." Shahih: Shahih As-Sirah An-Nabawiyah (H.R Ibnu Majah)

عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ قَالَ حَجَجْنَا مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نُفِيضَ مِنْ الْمُزْدَلِفَةِ قَالَ إِنَّ الْمُشْرِكِينَ كَانُوا يَقُولُونَ أَشْرِقْ ثَبِيرُ كَيْمَا نُغِيرُ وَكَانُوا لَا يُفِيضُونَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَخَالَفَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَفَاضَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ

2466-3078. Dari Amru bin Maimun, ia berkata, "Kami berangkat haji bersama Umar bin Khaththab, maka ketika kami ingin bertolak dari Muzdalifah, ia berkata, 'Sesungguhnya orang-orang Musyrik dahulu berkata, "Sinarilah Tsabir! Sebagaimana kita menyerang." Mereka pun tidak bertolak sehingga terbit matahari, maka Rasulullah SAW melakukan hal yang bertentangan dengan mereka, beliau bertolak justru sebelum matahari terbit'." Shahih: Shahih Abu Daud (1694), Jilbab Al Mar'ah (180). Bukhari.

عَنْ أَبِي لَيْلَى الْكِنْدِيِّ قَالَ جَاءَ خَبَّابٌ إِلَى عُمَرَ فَقَالَ ادْنُ فَمَا أَحَدٌ أَحَقَّ بِهَذَا الْمَجْلِسِ مِنْكَ إِلَّا عَمَّارٌ فَجَعَلَ خَبَّابٌ يُرِيهِ آثَارًا بِظَهْرِهِ مِمَّا عَذَّبَهُ الْمُشْرِكُونَ

124-152. Dari Abu Laila Al Kindi, dia berkata, "Khabbab datang menemui Umar, maka Umar berkata, 'Mendekatlah kemari, tidak seorang pun yang berhak menempati tempat ini daripada kamu kecuali Ammar!' Khabbab pun duduk, lalu memperlihatkan kepada Umar — bekas-bekas— luka di punggungnya, bekas luka yang ditimbulkan oleh siksaan orang-orang Musyrik terhadapnya." Shahih: Shahih As-Sirah An-Nabawiyah.

كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ  وَكَانَ أَحَدَ الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ تِيبَ عَلَيْهِمْ وَكَانَ كَعْبُ بْنُ الْأَشْرَفِ يَهْجُو النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُحَرِّضُ عَلَيْهِ كُفَّارَ قُرَيْشٍ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَأَهْلُهَا أَخْلَاطٌ مِنْهُمْ الْمُسْلِمُونَ وَالْمُشْرِكُونَ يَعْبُدُونَ الْأَوْثَانَ وَالْيَهُودُ وَكَانُوا يُؤْذُونَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ فَأَمَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَبِيَّهُ بِالصَّبْرِ وَالْعَفْوِ فَفِيهِمْ أَنْزَلَ اللَّهُ

{ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنْ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ }

الْآيَةَ فَلَمَّا أَبَى كَعْبُ بْنُ الْأَشْرَفِ أَنْ يَنْزِعَ عَنْ أَذَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَعْدَ بْنَ مُعَاذٍ أَنْ يَبْعَثَ رَهْطًا يَقْتُلُونَهُ فَبَعَثَ مُحَمَّدَ بْنَ مَسْلَمَةَ وَذَكَرَ قِصَّةَ قَتْلِهِ فَلَمَّا قَتَلُوهُ فَزَعَتْ الْيَهُودُ وَالْمُشْرِكُونَ فَغَدَوْا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا طُرِقَ صَاحِبُنَا فَقُتِلَ فَذَكَرَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي كَانَ يَقُولُ وَدَعَاهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَنْ يَكْتُبَ بَيْنَهُ كِتَابًا يَنْتَهُونَ إِلَى مَا فِيهِ فَكَتَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً صَحِيفَةً

3000. Dari Ka'ab bin Malik —salah satu dari tiga orang yang diterima tobatnya— ia berkata: Ka'ab bin Asyraf mengejek Rasulullah SAW dan memprovokasi orang-orang kafir Quraisy untuk menyerang Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau tiba di Madinah, penduduknya merupakan campuran dari orang-orang Islam, orang-orang Musyrik yang menyembah patung-patung, dan orang-orang Yahudi. Orang-orang non muslim menyakiti Rasulullah SAW dan para sahabatnya, namun Allah memerintahkan Rasulullah agar tetap bersabar dan memaafkan mereka. Allah menurunkan ayat, "Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah. " (Qs. Aali 'Imraan [3]: 186)

Setelah Ka'ab bin Asyraf tidak mau menghentikan perbuatannya itu, Rasulullah SAW memerintahkan Sa'ad bin Muadz untuk mengirim sekelompok orang yang bertugas membunuhnya. Sa'ad mengirim Muhammad bin Salamah (perawi menceritakan kisah pembunuhannya). Setelah mereka berhasil membunuhnya, orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik menjadi tercengang. Mereka kemudian mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, "Teman kami (tadi malam) diketuk pintunya, lalu dibunuh." Nabi Muhammad SAW lalu menyebutkan perkataannya (yang menyebabkan ia dibunuh) kemudian mengajak mereka untuk membuat perjanjian tertulis diantara mereka." (Shahih) sanadnya. (H.R Abu Daud).

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَتْنِي أُمُّ هَانِئٍ بِنْتُ أَبِي طَالِبٍ أَنَّهَا أَجَارَتْ رَجُلًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ يَوْمَ الْفَتْحِ فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ قَدْ أَجَرْنَا مَنْ أَجَرْتِ وَأَمَّنَّا مَنْ أَمَّنْتِ

2763. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Ummu Hani" binti Abu Thalib mengabarkan kepadaku, bahwa ia menyewa orang Musyrik pada hari kemenangan, kemudian dia datang kepada Nabi dan menceritakan hal tersebut kepada beliau, maka beliau bersabda, '''Kami telah menyewa orang yang telah kamu sewa dan kami percaya kepada orang yang kamu percayai. " {Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ بَشِيرٍ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ اسْمُهُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ زَحْمُ بْنُ مَعْبَدٍ فَهَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا اسْمُكَ قَالَ زَحْمٌ قَالَ بَلْ أَنْتَ بَشِيرٌ قَالَ بَيْنَمَا أَنَا أُمَاشِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقُبُورِ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ لَقَدْ سَبَقَ هَؤُلَاءِ خَيْرًا كَثِيرًا ثَلَاثًا ثُمَّ مَرَّ بِقُبُورِ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ لَقَدْ أَدْرَكَ هَؤُلَاءِ خَيْرًا كَثِيرًا وَحَانَتْ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظْرَةٌ فَإِذَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي الْقُبُورِ عَلَيْهِ نَعْلَانِ فَقَالَ يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ وَيْحَكَ أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْكَ فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا

3230. Dari Basyir, —pelayan Rasulullah SAW—, di masa jahiliyah Basyir bernama Zahm bin Ma'bad, lalu ia berhijrah kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Siapakah namamu?" Basyir menjawab, "Namaku Zahm, Zahm bin Ma'bad." Kemudian, ia (menyatakan) berhijrah kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Siapakah namamu?" Basyir menjawab, "(Namaku) Zahm." Lalu beliau bersabda, "(Tidak), bahkan namamu Basyir. "

Basyir berkata, "Ketika saya berjalan (mengikuti) Rasulullah melewati tempat pemakaman orang-orang Musyrik, beliau bersabda, "Mereka ini telah luput dari kebaikan yang banyak sekali. " —Beliau mengulangi sabdanya sebanyak tiga kali—. Kemudian, ketika beliau melewati tempat pemakaman orang-orang Islam, beliau bersabda, "Sungguh, mereka telah menemukan kebaikan yang banyak sekali. "

Ketika Rasulullah SAW melihat-lihat, tiba-tiba ada seorang laki-laki berjalan dengan memakai sandal di (tanah) kubur, maka beliau bersabda, "Celakalah kamu! lepaskan kedua sandalmu. " (Mendengar suara ini), laki-laki itu melihat (ke arah sumber suara), ketika ia tahu (sumber suara berasal dari) Rasulullah SAW, maka laki-laki tersebut melepas dan mencampakkan kedua sandalnya. (Hasan, H.R Abu Daud) Al Ahkam 139-140

عَنْ ابْنِ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَيْنٌ مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَهُوَ فِي سَفَرٍ فَجَلَسَ عِنْدَ أَصْحَابِهِ ثُمَّ انْسَلَّ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اطْلُبُوهُ فَاقْتُلُوهُ قَالَ فَسَبَقْتُهُمْ إِلَيْهِ فَقَتَلْتُهُ وَأَخَذْتُ سَلَبَهُ فَنَفَّلَنِي إِيَّاهُ

2653. Dari Salamah bin Al Akwa', dia berkata: Seorang mata-mata dari kaum Musyrik datang kepada Nabi, sementara beliau dalam perjalanan, mata-mata itu duduk di antara para sahabat, tetapi kemudian tiba-tiba menghilang, maka Nabi berkata, "Cari dia dan bunuhlah" Aku menemukan dia terlebih dahulu dari para sahabat, maka aku membunuh dia dan mengambil barang bawaannya, kemudian Nabi memberikan barang itu kepadaku." {Shahih: Muttafaq 'Alaih).

عَلِيًّا يَقُولُ بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَالزُّبَيْرُ وَالْمِقْدَادُ فَقَالَ انْطَلِقُوا حَتَّى تَأْتُوا رَوْضَةَ خَاخٍ فَإِنَّ بِهَا ظَعِينَةً مَعَهَا كِتَابٌ فَخُذُوهُ مِنْهَا فَانْطَلَقْنَا تَتَعَادَى بِنَا خَيْلُنَا حَتَّى أَتَيْنَا الرَّوْضَةَ فَإِذَا نَحْنُ بِالظَّعِينَةِ فَقُلْنَا هَلُمِّي الْكِتَابَ قَالَتْ مَا عِنْدِي مِنْ كِتَابٍ فَقُلْتُ لَتُخْرِجِنَّ الْكِتَابَ أَوْ لَنُلْقِيَنَّ الثِّيَابَ فَأَخْرَجَتْهُ مِنْ عِقَاصِهَا فَأَتَيْنَا بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ مِنْ حَاطِبِ بْنِ أَبِي بَلْتَعَةَ إِلَى نَاسٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ يُخْبِرُهُمْ بِبَعْضِ أَمْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا هَذَا يَا حَاطِبُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَا تَعْجَلْ عَلَيَّ فَإِنِّي كُنْتُ امْرَأً مُلْصَقًا فِي قُرَيْشٍ وَلَمْ أَكُنْ مِنْ أَنْفُسِهَا وَإِنَّ قُرَيْشًا لَهُمْ بِهَا قَرَابَاتٌ يَحْمُونَ بِهَا أَهْلِيهِمْ بِمَكَّةَ فَأَحْبَبْتُ إِذْ فَاتَنِي ذَلِكَ أَنْ أَتَّخِذَ فِيهِمْ يَدًا يَحْمُونَ قَرَابَتِي بِهَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كَانَ بِي مِنْ كُفْرٍ وَلَا ارْتِدَادٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَكُمْ فَقَالَ عُمَرُ دَعْنِي أَضْرِبُ عُنُقَ هَذَا الْمُنَافِقِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ اللَّهَ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ

2650. Dari Ali, dia berkata: Rasulullah telah mengutusku, Zubair, dan Al Miqdad, beliau bersabda, "Berangkatlah kalian hingga sampai pada Taman Khakh, di sana ada seorang perempuan, dia membawa sebuah kitab (tulisan), maka ambillah kitab (tulisan) itu darinya." Kami pun berangkat, dan setelah kuda kami berjalan beberapa waktu, kami sampai pada sebuah taman dan menemukan perempuan itu. Kami berkata, "Serahkanlah tulisan itu!" Dia menjawab, "Aku tidak membawa tulisan itu." Aku lalu membentaknya, "Keluarkanlah tulisan itu atau kami tampar dengan kain." Perempuan itu akhirnya mengeluarkan tulisan tersebut dari gulungan rambutnya, kami pun membawa tulisan itu kepada Nabi, dan diketahui bahwa tulisan itu berasal dari Hathib bin Abu Balta'ah untuk kaum Musyrik, memberitahukan beberapa hal tentang Rasulullah. Beliau pun bertanya, "Apa ini wahai Hathib?" Dia menjawab, "Ya Rasulullah, janganlah Anda buru-buru menuduhku. Sesungguhnya aku mempunyai hubungan yang erat dengan orang-orang Quraisy dan aku tidak termasuk golongan mereka. Kaum Quraisy mempunyai banyak keluarga yang sangat dilindungi oleh mereka dan aku ingin mengambil keluargaku tanpa menimbulkan masalah. Dengan tulisan inilah aku bisa melindungi keluargaku. Demi Allah wahai Rasulullah, aku bukanlah orang yang kafir atau orang yang murtad!" Nabi lalu berkata, "Kamu benar" Umar bin Khaththab kemudian berkata, "Biarkan aku memenggal kepala orang munafik ini!" Tetapi Nabi bersabda, "Dia telah mengikuti perang Badar, kamu tidak mengetahui, mungkin saja dia Ahlul Badar." Beliau kemudian meneruskan perkataannya, "Berbuatlah sesukamu, aku telah memaafkanmu." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ لَمَّا لَقِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُشْرِكِينَ يَوْمَ حُنَيْنٍ فَانْكَشَفُوا نَزَلَ عَنْ بَغْلَتِهِ فَتَرَجَّلَ

2658. Dari Al Bara' dia berkata, "Ketika Nabi bertemu dengan kaum Musyrik pada perang Hunain yang kalah, Nabi turun dari kudanya dan berjalan kaki." (Shahih, H.R Abu Daud )

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَأَى حُلَّةً سِيَرَاءَ يَعْنِي تُبَاعُ عِنْدَ بَابِ الْمَسْجِدِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اشْتَرَيْتَ هَذِهِ فَلَبِسْتَهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلِلْوَفْدِ إِذَا قَدِمُوا عَلَيْكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذِهِ مَنْ لَا خَلَاقَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ ثُمَّ جَاءَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهَا حُلَلٌ فَأَعْطَى عُمَرَ حُلَّةً فَقَالَ عُمَرُ كَسَوْتَنِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ قُلْتَ فِي حُلَّةِ عُطَارِدَ مَا قُلْتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ إِنِّي لَمْ أَكْسُكَهَا لِتَلْبَسَهَا فَكَسَاهَا عُمَرُ أَخًا لَهُ مُشْرِكًا بِمَكَّةَ

1076. Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Umar bin Khaththab RA pernah melihat pakaian sutra dijual dekat pintu masjid, Umar berkata, "Wahai Rasulullah! Alangkah baiknya seandainya anda membeli pakaian ini, lalu anda memakainya pada hari Jum'at dan untuk menyambut tamu delegasi yang datang kepada anda. "Rasulullah SAW menjawab, "Yang memakai pakaian ini hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat nanti." Kemudian Rasulullah SAW diberi beberapa pakaian yang di antaranya terbuat dari sutra, lalu beliau berikan kepada Umar. Maka Umar berkata, "Wahai Rasulullah, engkau memakaikannya kepada saya, padahal anda telah mengatakan kepada saya, status pakaian Utharid itu. " Rasulullah SAW menjawab, "Sesungguhnya saya memberikannya bukan untuk dipakai. " Maka Umar memakaikannya kepada saudaranya (Usman bin Hakim) yang masih Musyrik di Makkah. (Shahih Muttafaq Alaih)

مِنْ آلِ عَبدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا صَفْوَانُ هَلْ عِنْدَكَ مِنْ سِلَاحٍ قَالَ عَوَرً أَمْ غَصْبًا قَالَ لَا بَلْ عَوَرً فَأَعَارَهُ مَا بَيْنَ الثَّلَاثِينَ إِلَى الْأَرْبَعِينَ دِرْعًا وَغَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُنَيْنًا فَلَمَّا هُزِمَ الْمُشْرِكُونَ جُمِعَتْ دُرُوعُ صَفْوَانَ فَفَقَدَ مِنْهَا أَدْرَاعًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَفْوَانَ إِنَّا قَدْ فَقَدْنَا مِنْ أَدْرَاعِكَ أَدْرَاعًا فَهَلْ نَغْرَمُ لَكَ قَالَ لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِأَنَّ فِي قَلْبِي الْيَوْمَ مَا لَمْ يَكُنْ يَوْمَئِذٍ

قَالَ أَبُو دَاوُد وَكَانَ أَعَارَهُ قَبْلَ أَنْ يُسْلِمَ ثُمَّ أَسْلَمَ

3563. Dari keluarga Abdullah bin Shafwan: Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Shafwan, apakah kamu mempunyai persenjataan?" Shafwan berkata, "(Kamu ingin) meminjam atau merampas?" Rasulullah menjawab, "Aku ingin meminjam.'" Shafwan kemudian meminjamkan antara tiga puluh sampai empat puluh perisai. Rasulullah SAW pun berperang (Hunain). Setelah orang-orang Musyrik kalah, perisai-perisai Shafwan dikumpulkan, tetapi ternyata sebagian perisai hilang. Rasulullah SAW pun berkata kepada Shafwan, "Sungguh, kami kehilangan sebagian perisai, apakah kami harus menggantinya?" Shafwan berkata, "Tidak, wahai Rasulullah, karena hatiku sekarang tidak seperti dulu." (Shahih) sumber sama dengan hadits tadi. (H.R Abu Daud).

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَاءَتْ الْيَهُودُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا نَأْكُلُ مِمَّا قَتَلْنَا وَلَا نَأْكُلُ مِمَّا قَتَلَ اللَّهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرْ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ

2819. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Orang-orang Yahudi datang kepada Nabi SAW, mereka berkata, "Kami memakan binatang yang kami sembelih (tanpa menyebut asma Allah) dan kami tidak memakan binatang yang disembelih dengan menyebut asma Allah! Allah kemudian menurunkan ayat, "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya... " (Qs. Al An'aam [6]: 121) {Shahih) Namun, menurut Syeikh Nasaruddin al-Bani penyebutan kata "Yahudi" dalam hadits ini statusnya mungkar, dan yang autentik bahwa mereka adalah orang-orang Musyrik . (H.R Abu Daud).

عَنْ سَعْدٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ نَفَرٍ فَقَالَ الْمُشْرِكُونَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اطْرُدْ هَؤُلَاءِ لَا يَجْتَرِئُونَ عَلَيْنَا قَالَ وَكُنْتُ أَنَا وَابْنُ مَسْعُودٍ وَرَجُلٌ مِنْ هُذَيْلٍ وَبِلَالٌ وَرَجُلَانِ لَسْتُ أُسَمِّيهِمَا فَوَقَعَ فِي نَفْسِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقَعَ فَحَدَّثَ نَفْسَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَا تَطْرُدْ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

1656- Dari Sa'ad RA, dia berkata, "Pada suatu hari, kami berenam menyertai Rasulullah SAW. Kemudian orang-orang Musyrik berkata kepada Rasulullah, 'Usirlah orang-orang yang tidak akan berani melawan kami!' Orang-orang tersebut adalah saya {Sa'ad}, Ibnu Mas'ud, seorang laki-laki dari Hudzail, Bilal, dan dua orang laki-laki yang tidak saya kenal namanya." Tak lama kemudian terlintas sesuatu dalam benak Rasulullah dan mengatakannya dalam hati. Maka Allah pun menurunkan firman-Nya, (Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedangkan mereka sangatlah mengharapakan keridhaan-Nya). (Qs. Al An'aam(6): 52) {Muslim 7/127}.

Sebenarnya masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis-Hadis terkait Musyrik, hanya saja terlalu panjang jika harus disebutkan di sini semua. Penulis insyaallah akan coba menyinggung Hadis-Hadis tentang musyrik yang tidak disebutkan di sini pada tulisan yang lain, dalam bab tentang Syirik. WAALLAHU A’LAM BI AL-SHAWAAB.
Share:

0 comments:

Posting Komentar

TERIMA KASIH